Laki-laki Di Atas Kuburan

Edisi: 22/11 / Tanggal : 1981-08-01 / Halaman : 76 / Rubrik : SD / Penulis :


LAKI-LAKI tua itu bersarung biru usang, berbaju lusuh, memakai peci hitam -- dan selembar handuk kecil melilit lehernya. Mulutnya komat-kamit membaca doa di sisi gundukan tanah yang masih merah. Suaranya timbul tenggelam menyenandungkan surat Al-lkhlas, Al-Fatibab dan doa, di tengah isak tangis dan kerumunan puluhan pelayat yang baru saja menguburkan jenasah. Sebelum bubar, salah seorang anggota keluarga menyalaminya sambil meyisipkan uang kertas.

Mendoa untuk orang meninggal di kuhuran semacam itu, memang pekerjaan pokok Muhammad Yusuf Hadiwada, 50 tahum. Ia mempunyai tempat praktek di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Penggilingan dan Kemiri Rawamangun, Jakarta dengan bekal mampu membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an dan beberapa deret doa dalam bahasa Arab yang dipelajarinya sejak kecil, Yusuf yang dilahirkan di Jakarta itu terjun ke dunia "menjual doa" sejak 1965. "Sekolah saya hanya sampai kelas 3 Madrasah," katanya. Kebetulan ia memang tidak mempunyai keahlian lain.

Tampaknya pekerjaan mendoakan orang mati tidak berat. Yusuf Hadiwada mulai berada di sekitar kubur pukul 09.00. Sambil menunggu panggilan, ia mengisi waktu dengan ngobrol di tempat teduh depan pintu masuk. Ada kalanya ia yang mencegat dan menawarkan diri. Tapi kerap kali peziarah yang mencarinya. Untung ia tidak pernah berebut dengan dua rekannya yang mengadu nasib dengan cara serupa di tempat orang mati itu. Karena itu pendapatannya tidak tentu. "Paling besar Rp 500 dan sedikitnya Rp 200. Tapi pernah pula tidak dibayar," katanya polos. Tentu saja penghasilan dari kematian orang ini tidak cukup untuk menghidupi istri dan 10 anaknya. Apa akal? "Saya dagang apa saja di surau. Lagipula tidak setiap hari ada peziarah," kata Yusuf.

Mendoakan orang mati, kecuali mendatangkan sedikit uang, juga mempunyaj arti tersendiri bagi Karnadi yang beroperasi di TPU Prapanca, Kebayoran Baru. Sejak masuk kompleks kuburan 1970, ia merasa mendapat ketenangan. "Pekerjaan ini adalah tempat pelarian, karena putus asa," kata laki-laki…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05

Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…