Inabah Bagi Hamba Ganja?

Edisi: 22/11 / Tanggal : 1981-08-01 / Halaman : 80 / Rubrik : ILS / Penulis :

ADI (bukan nama asli) tinggal di Grogol Jakarta Barat. Dia baru duduk di Sekolah Lanjutan Pertama kelas II. Usianya tentu masih remaja, tapi raut mukanya tampak lebih tua. Berbadan kurus, mata cekung sayu, tampak dia mengidap sesuatu penyakit.

Gerak-geriknya juga bukan menunjukkan anak yang sehat dan normal. Dia ketakutan setiap kali bertemu air. Karena itu ia tak pernah mandi. Ia salah seorang hamba narkotika.

Ketika baru datang di Yayasan Serba Bakti di Ciputat, di Desa Kedaung, pinggiran Jakarta, tampang itulah yang masih dibawa Adi. Sebelumnya, orangtuanya telah mebawanya ke RS Fatmawati, pusat rehabilitasi narkotika, RS Jiwa Grogol dan Pamardisiwi di Cawang. Tapi Ali masih tetap budak ganja.

Setelah berada di Serba Bakti, pelan-pelan tubuhnya pulih kembali. Mukanya mulai bercahaya. Adi yang tadinya tidak pernah berolahraga lagi, kini mulai kembali menggemari badminton dan olahraga lainnya. "Kami mengobati mereka dengan doa," ucap Ahmadi Sastera, 57 tahun, yang memimpin Yayasan Serba Bakti Ciputat. Tambahnya: "Medis bukan, mistik pun bukan. Kami hanya membawanya kembali kepada fungsinya semula, yaitu inabah".

Inabah bisa diartikan sebagai pengjung yang datang berobat dan bertobat. Bimbingan beribadah secara Islam, diharuskan bagi penghuni Serba Bakti, terutama bersembahyang. Selain salat fardhu (wajib), ada lagi salat-salat lain yang kalau dijumlah, semuanya ada 92 rakaat. Hal ini harus dilakukan paling tidak selama 40 hari -- terus menerus.

Tengah malam, Adi dan teman-temannya dibangunkan untuk…

Keywords: -

---

Foto Terkait