Setelah Soeharto Menelepon Di Kala Sahur

Edisi: 04/23 / Tanggal : 1993-03-27 / Halaman : 14 / Rubrik : NAS / Penulis : THA


DEMAM "AIDS" di kalangan pejabat tinggi dan orang-orang penting di Jakarta sudah lewat. "AIDS" istilah yang beredar luas sampai di kalangan para menteri yang ini sama sekali tak berbahaya, bahkan sangat ditunggu-tunggu bagaikan menunggu wangsit. "AIDS" yang menyenangkan ini adalah "Aku Ingin Ditelepon Soeharto". Begitulah, Presiden Soeharto telah menelepon sejumlah orang untuk diminta membantunya sebagai menteri, sepanjang pekan lalu.

Umumnya mereka yang "kejatuhan bulan" itu ditelepon Pak Harto di kala sahur di bulan puasa ini meski ada yang ditelepon menjelang buka puasa. Dan di pagi menjelang subuh itu Pak Harto konon masih sempat guyonan untuk membuka percakapannya. Ada yang kabarnya ditanyai, "Lho, kok Saudara ada di dekat telepon." Ada pula yang ditanya soal kesehatan. Seorang menteri, yang mendapat telepon pukul tiga dini hari Sabtu pekan lalu, tak lupa diingatkan oleh Pak Harto agar jangan tidur lagi selepas sahur.

Pembicaraan berlangsung singkat. Bahkan, tak seperti lima tahun lalu, Pak Harto tak mengharuskan sang calon menteri menemuinya di kediaman Jalan Cendana atau di peternakan "Tri S" di Tapos, Bogor.

Tapi ada yang menarik juga ketika nama Siti Hardijanti Rukmana, putri Presiden, beredar sebagai calon kuat menjadi Menteri Sosial. Di saat Presiden mengumumkan kabinetnya, Rabu lalu, Mbak Tutut sedang terbang ke Boston, AS, untuk menjenguk putranya yang sekolah di sana. Banyak yang kecele ketika Nyonya Inten Soeweno, anggota DPR dari F-KP yang duduk di Komisi VII, oleh Presiden ditunjuk sebagai Menteri Sosial.

Lucunya, banyak yang termakan gosip. Beberapa rumah orang penting dikabarkan sudah kebanjiran karangan bunga berukuran kecil sampai besar. Ternyata, setelah Pak Harto mengumumkan kabinetnya, nama si Polan tak disebut-sebut.

Akhirnya sebuah lembaga eksekutif pun terbentuk: Kabinet Pembangunan VI. Diumumkan Presiden Soeharto, yang didampingi Wapres Try Sutrisno dan Mensesneg Moerdiono, Rabu malam lalu dan dilantik menjelang salat Jumat lalu, inilah kabinet yang akan mengantar Republik memasuki pembangunan jangka panjang tahap kedua. Maka persiapan menjelang tahap yang disebut lepas landas itu ditekankan Presiden Soeharto ketika mengumumkan susunan kabinet. "Semua jajaran pemerintahan perlu menerapkan dasar-dasar manajemen modern, yang meliputi perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat."

Koordinasi rupanya mendapat perhatian khusus. Dalam penjabaran tugas menteri, digariskan bahwa setiap bulan ada rapat koordinasi di masing-masing bidang koordinasi. Kemudian setiap bulan Presiden akan bersidang dengan kompartemen Ekonomi Keuangan dan Pengawasan Pembangunan (Ekku dan Wasbang) serta kompartemen Industri dan Perdagangan (Indag). Di tambah kompartemen Polkam dan Kesra. Empat kompartemen ini masing- masing akan dipimpin oleh seorang Menteri Koordinator (Menko).

Kabinet kali ini tak berbeda…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?