Berladang Di Atas Panggung

Edisi: 31/11 / Tanggal : 1981-10-03 / Halaman : 76 / Rubrik : SD / Penulis :


IA dilahirkan di panggung, dibesarkan di panggung. Bahkan berpacaran dan mendapat jodoh di panggung. Ini bukan sekedar cerita sandiwara. Tapi kisah nyata Susefi, 24 tahun, putri satu-satunya pemilik sandiwara keliling "Maharani".

Susefi yang lebih akrab dengan panggilan Susy itu dilahirkan ketika "Maharani" manggung di Jakarta. Ayahnya, A.K. Susanto, adalah pemilik, sutradara dan pemain sandiwara di grup itu. Ibunya, Evy Lely mnjadi primadona di atas pentas. "Saya bisa main sandiwara karena tiap hari melihatnya," kau Susy yang berkulit sawo matang itu. Ia tampil pertama kali di panggung ketika berumur 12 tahun. "Rampung pementasan, ada beberapa penonton mendatanginya memeluk dan memujinya," katanya di rumah kontrakannya di Sala.

Sejak itu ia yakin panggunglah tempat bernapas. Kebetulan "Maharani" kelompok sandiwara ayahnya, juga menampilkan tari, nyanyi dan lawak. Maka ia pun menyanyi--selain main sandiwara. Penampilannya di depan penonton dari kota ke kota membuatnya semakin matang bergaya di atas pentas. Hampir semua kota besar di Indonesia pernah dikunjunginya. "Tidur di penus berselimut kain dekor itu biasa," katanya. Juga kehidupan pindah tempat bukan hal yang asing baginya.

Pada usia 13 tahun, Susy si anak panggung itu tampak lebih matang dari umurnya. Perannya dalam sandiwara juga beranjak, bukan lagi sebagai anak-anak. Dengan cepat ia bisa menyisihkan ibunya--seorang wanita blasteran Jawa-Belanda--sebagai primadona "Maharani". Ia pun menjadi incaran remaja yang mengagumi kelompok sandiwara itu.

Bocah Angon

Dari sekian pemuda yang mencintainya, ternyata hanya Daryanto yang berhasil menggaetnya. Pemuda ini adalah pemain gitar band "Guntur Buana" yang sering mengiringi Susy kalau main di Sala. "Saya nyanyi, Mas Dar yang pegang gitar. Dari action di atas panggung itu, cinta kami tumbuh subur," katanya tersenyum lebar. Belum genap setahun berkenalan, mereka kawin.

Malang, masa jaya "Maharani" tidak terlalu lama. Tahun 1972 kelompok sandiwara keliling itu bangkrut. Banyak pemain top kabur. Riwayatnya tamat. "Seperti sawah telah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05

Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…