Suatu Sore, 100 Km Dari Tanjung ...

Edisi: 36/11 / Tanggal : 1981-11-07 / Halaman : 37 / Rubrik : SEL / Penulis :


TIGA hari lamanya kami menjelajahi Teluk Siam, tak ada hal aneh terjadi. Menjelang hari keempat, pukul 4 sore, kapten kapal memutuskan untuk meninggalkan teluk," tulis Norm Aisbett di South China Morning Post. Aisbett menuturkan pengalamannya yang luar biasa. Ia dan fotgrafer Dave Tanner mengikuti operasi kapal Cap Anamur. Kapal yang d ibiayai sebuah badan sosial Jerman Barat ini, bertuJUan menolong para pengungsi Vietnam Yan masih banyak tercecer di sekitar Teluk Siam, Delta Mekong dan Laut Cina Selatan. Operasinya merupakan bagian kegiatan UNHCR--Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi yang baru-baru ini mendapat ladiah Nobel. Maka inilah satu gambaran kegiatan komisi ini.

Kapal penyelamat yang diperlengkapi helikopter itu berbobot mati 5300 ton, dan sudah beroperasi beberapa tahun, berulang kali menjadi saksi malapetaka anak manusia. Kini Norm Aisbett sendiri ikut menyaksikannya. Dan meski sudah beberapa kali mendengar derita berkepanjangan "orang-orang perahu" Vietnam itu, toh ia terkejut--dan membuat catatan yang getir Cap Anamur membelok ke utara Memasuki Laut Cina Selatan, menuju Vung Tau di Delta Mekong. Jam menunjukkan pukul 4 sore lebih 10 menit.

Tiba-tiba, seorang pelaut berkebangsaan Filipina menunjuk ke arah sekumpulan perahu nelayan Muangthai. Bukan perahu-perahu nelayan itu yang menarik perhatiannya. Tapi sebuah perahu kecil yang terguncang di tengah kumpulan perahu bermotor itu. Pelaut Filipina itu sudah 17 bulan bertugas di Cap Anamur. Mata dan intuisinya sudah terasah cukup tajam untuk menentukan: perahu kecil yang terguncang itu bermuatan para pengungsi.

"Bajingan. Bajak laut Thai," desis Rolf Wangnick, kapten kapal yang berumur 45 tahun. "Belokkan arah, naikkan kecepatan, bunyikan sirene! Kita ke sana!"

Cap Anamur membalik ke timur. Lalu dengan kecepatan 16 knot melaju menuju sasaran. Awak kapal dengan tegang berkumpul di anjungan.

Pada jarak 400 meter, sasaran pun jelas: empat kapal bermotor Thai memang sedang mengepung sebuah perahu pengungsi. Samar-samar nampak wanita dan anak-anak sedang dijejalkan ke perahu pengungsi yang kecil. Karenanya terguncang. Tapi pandangan itu tak jelas benar: perahu-perahu Thai yang mengepung membentuk formasi demikian rupa, melindungi perahu kecil di tengahnya dari pandangan. Perahu terbesar, tempat para wanita dan anak-anak tadi diturunkan, mendempetnya. Dan dua perahu lain membentuk perlindungan di kiri dan kanan.

Dari jarak 200 meter, nampak ada gerakan di perahu pengungsi yang lagi digencet. Para penumpang rupanya berusaha melepaskan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…