Satu Hari Di Meja Judi ; Indonesia Tanpa Judi ?
Edisi: 52/10 / Tanggal : 1981-02-21 / Halaman : 48 / Rubrik : KT / Penulis :
PEMBESIHAN terhadap tempat judi sudah dimulai dari provinsi di ujung Pulau Sumatera. Sabtu malam pekan lalu, Kepolisian Kotabesar Medan menggerebek tempat judi gelap di Taman Persahabatan, Jalan Prof. Moh. Yamin. Dalam penggerebekan itu 25 orang penjudi, termasuk beberapa orang yang tergolong kelas kakap, tertangkap.
Antara lain Tan Tek Gan, penjudi terkenal di Kota Medan, pemilik Taman Persahabatan. Sebelumnya ia telah berkali-kali kena jaring dan ditangkap karena mengadakan judi liar. Namun rupanya belum jera.
Penjudi profesional lainnya adalah Liem Seng, bekas bandar judi gelap di kota itu beberapa waktu lalu. Karena kejahatan yang dilakukannya ia pernah menjadi buronan Interpol.
Semenjak E.W.P. Tambunan menjadi gubernur, tak satu jenis judi pun diperkenankan di daerah ini. Termasuk berbagai judi yang berkedok ketangkasan. Karena itu, dengan tertangkapnya tokoh-tokoh judi kota itu minggu lalu, diharapkan judi liar akan mulai tersingkir dari Medan. "Dan mudah-mudahan mereka dihukum berat, agar kapok," kata Dantabes Medan, Letkol Pol. Suhardi.
Tapi di Jakarta dan kota-kota lainnya, tempat-tempat judi resmi masih bergemerincing. Bagai hendak berpacu dengan batas mulai pelarangan judi 1 April nanti, pusat-pusat judi itu terus menimba kemenangan. Berikut ini adalah potret beberapa tempat judi itu.
PETAK IX
Dengung AC dan kipas angin berbaur dengan suara pengunjung. Seperti malam-malam Minggu lainnya, Sabtu sore pekan lalu Petak IX (PIX) di kawasan Jakarta Kota itu dipadati penjudi. Ruang tingkat bawah berukuran sekitar 10 x 15 meter itu hampir tak mampu menampung para pengadu untung.
Semua kursi yang mengelilingi meja-meja black jack penuh. Bahkan seakan hendak tergeser terus oleh desakan pemain yang berdiri berdesakan di sekitarnya. Meja-meja panjang, penuh angka dalam petak-petak rolet maupun dadu kancing, tak kurang sesak pula. Malahan beberapa pemain baru hanya sempat mengulurkan tangan untuk meletakkan koin di angka pasangan.
Belum lagi mereka yang lalu-lalang, pindah dari meja satu ke tempat permainan lainnya. Tapi suasana kelihatan santai. Di loket tempat penukaran koin, di timur ruangan, dua orang pengunjung sempat ngobrol dengan petugas di belakang dinding kaca sambil membeli koin.
Di satu meja black jack malahan seorang penjudi setengah tua tertawa-tawa dengan petugas pembagi kartu yang berdasi kupu-kupu merah. "Theo kok tidak nongol" tanya si pembagi kartu. "Besok dia ngawinin anaknya," jawab si penjudi sambil mengintip kartu kedua yang baru saja disodorkan lawan bicaranya. "Tiap bulan mengawinkan anak, habislah uang keno yang Rp 25 juta itu," sambung si dasi merah.
Pembicaraan terhenti ketika penjudi di ujung sana mengetuk-ngetukkan koin tanda minta tambahan kartu. Waktu game terjadi, koin di depan sahabat si Theo dikuras cepat oleh si dasi kupu-kupu.
Para pengunjung kebanyakan hanya bersandal. Bahkan beberapa di antaranya bersandal cepi karet. Sekitar sepertiga penjudi yang datang terdiri dari wanita. Beberapa di antaranya menenteng tas belanja. Tapi hampir seluruh pengunjung dari kalangan nonpri.
Di sudut kiri pintu masuk, sebuah pesawat televisi sirkuit tercogok. Di sekitarnya memanjang papan berkotak-kotak berisi lembaran-lembaran kertas untuk permainan keno. Para pemain black jack, rolet maupun dadu kancing dapat terus main sambil mengikuti permainan keno. Angka yang keluar pada…
Keywords: Sejarah Judi di Indonesia, Judi di Jakarta,  Kota Judi, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
LEDAKAN DI MALAM NATAL
1985-01-05Bom meledak di dua tempat di gedung seminari alkitab asia tenggara dan di gereja katolik…
SENAYAN MENUNGGU PAK DAR
1984-02-11Keppres no.4/1984, seluruh kompleks gelora senayan (tanah yang diperuntukkan asian games ′62), dinyatakan sebagai tanah…
YANG TERTIB DAN YANG MENGANGGUR
1983-04-09Berdasarkan perda no.3/1972, gubernur soeprapto, akan melakukan penertiban terhadap bangunan liar dan becak-becak. bangunan sepanjang…