Perca-perca Itu Sampai Ke Aceh

Edisi: 14/11 / Tanggal : 1981-06-06 / Halaman : 17 / Rubrik : AG / Penulis :


PETI kemasan dibuka. Dan terlihatlah kemudian, kertas-kertas bertulisan Arab -- yang digunakan sebagai pengganjal. Ternyata tulisan itu tak lain ayat-ayat Qur'an dalam huruf cetak.

Begitulah awal kisahnya. Dan Pak Guru SMA Negeri Beureunun itu, di Kabupaten Pidie, Aceh, yang membuka kemasan alat laboratorium IPA kiriman Departemen P&K bersama dua orang siswanya, kemudian menyerahkan perca-perca tersebut kepada kepala sekolah. Lewat laporan Pak Kepala ke Kanwil P&K setempat, surat lantas dikirim ke Menteri Daoed Yoesoef.

Maka masalah itu pun turut dibawa Menteri dalam rapat kerja dengan Komis IX DPR 16 dan 17 Mei. Menteri, tampaknya, pagi-pagi ingin menjauhkan sangkaan -- yang bisa ada -- seolah departemennya terlibat soal "pengganjalan dengan kertas Qur'an" itu. Tak heran bila ia membentuk tim peneliti segala.

Pengusutan lantas dilakukan -- mula-mula ke gudang ekspeditur CV Gunung Salak di Jatinegara, Jakarta. Ini adalah perusahaan yang melakukan pengiriman alat laboratorium sekolah tersebut. Semua kertas pembungkus dan pengganjal, diperiksa. Tapi tak ada tulisan Qur'an.

Begitu juga di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…