Pelatih Impor Di Senayan '81
Edisi: 23/11 / Tanggal : 1981-08-08 / Halaman : 64 / Rubrik : OR / Penulis :
PENAMPILANNYA selalu sederhana. Sehari-hari lebih sering ia cuma bercelana sport pendek dan kaus oblong, naik sepeda motor 90 cc ke Pintu Kuning Stadion Utama Senayan. Di situ Waldemar Bazanowski, kini melatih tim nasional angkat besi Indonesia. Dia pernah tujuh kali juara dunia angkat besi, antara lain di Olympiade Meksiko (1968) dan O!ympiade Sapporo-Jepang (1974).
Semakin berat bobot barbel yang diangkat para atlet pelatnas, menurut Maman Suryaman dan Sori Enda, adalah karena didongkrak sistem pembinaan "Mister Baz". Para atlet itu lebih patuh dan berdisiplin diasuh Baz ketimbang pelatih pribumi. "Pelatih pribumi kurang berwibawa. Bagaimana kami mau disiplin, kalau pelatih (pribumi) sendiri kurang disiplin datang ke pelatnas?" komentar Sori Enda. Rekannya, Adicondro pun menyeletuk, "tentu saja kami tertarik berlatih menurut cara pelatih yang pernah juara dunia."
Memiliki Indonesia
PABBSI (Persatuan Angkat Besi, Argkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia) di tahun 1978 pernah mendatangkan pelatih dari Rusia, Vasily Alexeev "cuma tiga bulan, ia terus dipulangkan, karena para atlet tak dapat menerima caranya melatih," tutur Warsito dari Sekretariat PABBSI. Maka tahun 1979, untuk pelatnas SA Games, Ketua Pembitlaan PB PABBSI, Madek Kasman, memanggil Bazanowski yang pernah dikenalnya pada Kejuaraan Angkat Besi di Warsawa (1975). Sebelumnya, Bazanowski pernah (1975) berkunjung tiga bulan, menatar para pelatih angkat besi Indonesia.
Kalau pada pelatnas 1979 ia masih menjadi penasihat pelatih, pada pelatnas 1981 yang menciptakan pemecahan rekor baru, Bazanowski "diberi wewenang penuh," kata Kasman. Meski belum bisa bicara bahasa Indonesia, menurut Bazanowski, dirinya sudah memiliki Indonesia, "mungkin lebih 50% perasaan saya." Di Warsawa ia mempunyai istri dan seorang putra yang baru tamat SLA. "Putra saya merasa lebih penting uang daripada papanya," kata pria berusia 48 tahun ini. Ia digaji US$ 1.100…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…