Kini, Mereka Pun Sering Tertawa

Edisi: 26/11 / Tanggal : 1981-08-29 / Halaman : 77 / Rubrik : SD / Penulis :

NYONYA Liauw Djien Lang, di Pasar Klewer, Sala, bisa membuat Mariyem mendadak bebas tertawa dan murah senyum. Bukan karena lelucon. Tapi sederet gigi emas kini telah memajang di mulut Mariyem yang sebelumnya ompong. "Setan jahat yang suka membikin sial petani, takut dengan sinar gigi emas," kata Mariyem penduduk Desa Mojolaban, Sukoharjo, sesaat setelah keluar dari ruang praktek Ny. Liauw sambil tertawa.

Karena itu tukang gigi beken di Kola Sala itu tidak merasa cemas langganannya bakal menyusut setelah dokter gigi buka praktek di mana-mana. Ia bersama suaminya, Tjang Kwie Ban, 55 tahun, yang juga ahli membuat gigi palsu, sampai sekarang cukup sibuk mengutak-atik mulut langganannya dari pagi sampai sore.

Di kamar tunggu berukuran 3 x 4 m yang kelihatan bersih dan rapi, selalu ada sedikitnya 15 orang menunggu untuk "buka mulut". Ada pegawai negeri, karyawan swasta atau anggota ABRI. Tapi yang paling banyak petani. Makanya, beberapa saat setelah musim panen, suami istri itu cukup kewalahan, walau sudah ditemani dua pembantunya. "Mereka yang giginya rusak, suka memperbaiki di sini dan sekaligus menambalnya dengan lapisan emas," kata Ny. Liauw.

Suami istri ahli gigi itu tidak sekolah jadi tukang gigi atau dokter gigi. "Kami memperolehnya dari orang tua," kata si istri.

Ijon Gigi

Walau hanya meneruskan usaha ayahnya, peralatan Ny. Liauw tidak ketinggalan zaman. Kursi, alat pengebor, dan peralatan lainnya tidak bertaut jauh dengan yang dipakai dokter gigi. Yang paling menarik langganan ternyata bukan alat-alat modern itu, tapi sikap pemiliknya yang ramah. "Langganan adalah seperti keluarga sendiri. Kalau uang kurang, bisa bayar kemudian," kata Ny. Liauw. Bahkan tukang gigi itu tidak keberatan dibayar setelah panen. Semacam "ijon gigi" saja.

Ongkos pasang gigi palsu di tempat "Ahli Gigi Tjang Mang Seeng"…

Keywords: -

---

Foto Terkait