Turki, Kemalisme Senja Hari

Edisi: 38/11 / Tanggal : 1981-11-21 / Halaman : 37 / Rubrik : SEL / Penulis :


DI bawah rindang pepohonan, makam yang luas dan kelabu itu bagai memendam misteri. Angin musim gugur berhembus tajam. Turun menyayat dari ketinggian Elma Dag, satu di antala tujuh gunung yang memagari ibukota Turki, Ankara.

Di situ terbujur jenazah putra Turki yang paling sering dipersoalkan: Mustafa Kemal Ataturk. Dia yang pernah berkata: "Bahwa pada suatu saat jasadku pasti menjadi debu. Tapi Republik, yang ditegakkan oleh jasad ini, akan hidup abadi." Dengan wajah pucat dan sepasang mata serigala, pendiri dan presiden pertama Republik Turki itu bagai tak lepas mengawasi rakyat yang ditinggalkannya. Hampir tiap kota berhiaskan patungnya.

Dia telah berkembang menjadi legenda yang tak tersangkal. Tokoh yang merenggutkan Turki dari tangan kekhalifahan, dan mengantarkannya ke jenjang abad ke-20.

Reputasinya sebagai "pembangun bangsa" diakui hampir di seantero jagad. Ia dipuja setiap kawula Turki yang berpikiran modern. "Tapi kini citra itu mulai redup," tulis Cal McCrystal dalam majalah Arabia: The Islamic World Review.

Dia dilahirkan di Salonika, Yunani, Mei 1881. Di kampung Turki itu, rumah-rumah berloteng menjatuhkan bayang kurus memanjang ke jalan berbatu. Pada musim dingin jalan itu tergenang air dan lumpur.

Anak-anak yang berkeliaran di kampung itu sama melaratnya dengan lingkungan sekitar. Kurus, pucat, dengan air muka serba tak pasti. Inilah wilayah busuk Imperium Ottoman yang tak pernah dijamah pembaruan. Sebuah monumen Yan diabaikan. Pada 1892 Mustafa masuk sekolah militer. Tujuh tahun kemudian ia lulus dengan pangkat pembantu letnan. Lalu berangkat ke Istanbul untuk pertama kalinya.

Ketika itu seluruh kerajaan bagai dilanda nestapa. Itulah tahun pembantaian orang Armenia, yang secara rahasia didukung Sultan Abdul Hamid, sang "Sultan Merah". Abdul Hamid sendiri berlindung di istananya yang megah di Yildiz, setentang Bosphorus. Raja ini takut dibunuh.

Akademi Militer Turki terletak di Pera, distrik Istanbul yang kini bernama Beyoglu. Di sana bertaburan villa musim panas, umumnya milik orang Yunani. Ada pula sehuah kota kecil dengan gaya, kemewahan, dan kesenangan Barat.

Mustafa Kemal tidak akrab dengan gaya hidup macam begitu. Tapi ia berusaha membiasakan diri. Dia mulai teliti memilih pakaian, berusaha mengutip kata-kata klasik, dan menyempurnakan bahasa Arabnya. Pada masa itulah seorang bawahannya menambahkan panggilan " Kemal" pada nama Mustafa. Artinya: kesempurnaan. Sampai di mana gerangan kebenaran yang menunjang mitos tokoh ini?

Tatkala Mustafa Kemal memimpin Perang Pembebasan Nasional negerinya, 1919-1923, Turki adalah sebuah negeri yang compang-camping. Jutaan rakyat, hidup di daerah terpencil, percaya tak ada dunia lain di luar dusun mereka.

SEKOLAH tak dikenal. Pakaian sangat bersahaja. Sepatu dan kaus bikinan sendiri. Makanan hampir tak bervariasi. Upacara perkawinan merupakan peristiwa sangat besar.

Hidup sangat sederhana, terbelakang, dan papa. Pertanian dan industri tak memadai. Pengertian "Barat" tak lebih dari ufuk di mana matahari terbenam.

Mustafa Kemal telah mengubah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…