Di Darat Bersama Angin Barat
Edisi: 51/09 / Tanggal : 1980-02-16 / Halaman : 56 / Rubrik : SD / Penulis :
EMPAT hingga enam bulan dalam setahun, nelayan kita harus gigit jari di daratan. Sekitar bulan-bulan Oktober hingga Maret setiap tahun, lautan dikuras angin kencang yang dikenal dengan sebutan angin barat. Pada saat itu lautan sepi dari para penangkap ikan, terutama nelayan tradisional. Jika ada juga nelayan yang mengadu nasib pada musim itu, berarti dengan satu taruhan: nyawa.
"Kalau sudah musim barat, nyawa seperti tergantung pada mesin. Kalau mogok, Tuhan sajalah yang tahu bagaimana sengsaranya," kata A. Latif seorang nelayan di Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Kepulauan Riau. Lelaki usia 30 tahun ini mengaku sudah 17 kali hanyut diseret angin barat.
Satu kali, 3 hari 3 malam ia tercabik-cabik gelombang tanpa bekal secuilpun. "Kalau lapar, terpaksa makan ikan mentah yang diiris-iris dan minum air asin," kisahnya. Akan tetapi sebegitu jauh, setiap kali setelah dikocar-kacir, ia masih sempat mencapai daratan kembali dengan selamat di hadapan keempat anaknya. Kadang dicari oleh teman nelayan sendiri. Sering pula kepergok kapal patroli Bea Cukai yang lantas menggandengnya ke darat.
Tetap Kuli Cina
Latif orang Melayu tulen. Ia memburu ikan sejak usia 9 tahun. Tak pernah kapok. "Habis kalau tidak ke laut ke mana lagi cari makan?" katanya. Ia bukan orang yang gampang menyerah. Pernah mencoba peruntungan sebagai buruh harian pada Unit Penambangan Bauksit Kijang. Kemudian ada penyusutan kerja dan ia tersisih. Tercampak lagi ke laut di antara 300 nelayan di kawasan ini.
Kijang adalah salah satu pusat perikanan di Kepulauan Riau. Latif jadi penanggungjawab sebuah unit jaring hanyut, berikut sebuah motor pongpong (15 PK) milik seorang tauke. Penghasilannya sekitar Rp 100 ribu bersih, untuk satu bulan. Sebenarnya setiap satu tohor (20 hari ke laut), hasil tangkapannya kadangkala mencapai Rp 400 ribu, kotor. Angka tersebut mula-mula dipotong 10% untuk biaya perawatan kapal. Kemudian ongkos operasi, paling sedikit Rp 50 ribu. Sisanya dibagi dua dengan pemilik kapal dan jaring. Bagian Latif masih harus dipotonglagi untuk 2 pembantu yang bergaji Rp…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…