Peta Kemiskinan

Edisi: 11/23 / Tanggal : 1993-05-15 / Halaman : 36 / Rubrik : KL / Penulis : WIROSARJONO, SUCIPTO


KETIKA Ketua Bappenas Ginandjar Kartasasmita mengumumkan peta kemiskinan Indonesia, orang memberi reaksi yang beraneka ragam. Tetapi reaksi itu umumnya terkesan buru-buru. Mereka berkomentar sebelum mengetahui data dasar yang digunakan untuk membuat peta tematik tentang kemiskinan itu. Apakah data dasar itu berkaitan dengan distribusi banyaknya orang miskin menurut kecamatan? Ataukah data dasar yang digunakan itu berkaitan dengan potensi dan fasilitas desa-desa yang ada di kecamatan?

Peta kemiskinan memang cenderung dikaitkan dengan data tentang kemiskinan di Indonesia, yang diumumkan Pemerintah menurun terus dari tahun ke tahun. Pada akhir tahun 1990 tinggal 15% atau 27 juta saja penduduk miskin di Indonesia. Orang mengasosiasikan peta tematik kemiskinan yang diumumkan Bappenas itu dengan program dan fokus kegiatan untuk mengentaskan dan mengurangi angka kemiskinan. Peta itu diduga digambar berdasarkan data tentang banyaknya penduduk miskin di tiap desa dan kecamatan. Orang menduga pula, data dasar yang digunakan untuk pemetaan itu merinci desa-desa mana saja yang dihuni oleh banyak penduduk miskin.

Tetapi Ketua Bappenas juga mengumumkan, peta kemiskinan itu disusun berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik. Wakil Kepala BPS, Soegito, M.A., menerangkan bahwa statistik yang diberikan ke Bappenas untuk keperluan itu diturunkan dan diolah berdasarkan survei potensi desa (disingkat Podes). Survei ini penyelenggaraannya dititipkan pada pelaksanaan Sensus Penduduk 1990, tiga tahun yang lalu. Memang tradisi BPS selama ini, demi efisiensi, mengumpulkan keterangan dasar tentang desa-desa secara lengkap ketika sedang ada kerja penyelenggaraan sensus; apakah itu sensus penduduk, sensus pertanian, atau sensus ekonomi. Pertimbangannya, itulah kesempatan menitip yang paling murah dan mudah. Bisa mencakup semua desa, setiap tiga tahun sekali.

Kalau benar statistik Podes yang digunakan sebagai data dasar guna menyusun peta kemiskinan, peta itu tidak berkaitan dengan gambaran tentang banyaknya orang miskin di suatu desa atau kecamatan. Karena data Podes tidak memuat statistik tentang banyaknya keluarga miskis di suatu desa!

Inilah dilema yang dihadapi oleh instansi yang bertugas utama untuk menyediakan segala macam data. Survei diselenggarakan dengan sikap dasar agar hasilnya sebisa-bisa berguna untuk banyak keperluan.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…