Nafas Terakhir Sang Harimau

Edisi: 14/10 / Tanggal : 1980-05-31 / Halaman : 39 / Rubrik : DH / Penulis :


PARA nelayan berteriak senang Akhirnya pukat harimau, musuh bebuyutan nelayan tradisional itu, dilarang. Terutama pukat harimau jenis Bagan Siapi-api yang sering menggaruk rejeki nelayan kecil sampai perairan 4-5 mil dari pantai.

Hal itu diusulkan oleh DPP HNSI ketika melaporkan hasil rakernasnya kepada Presiden Soeharto di Binagraha, Rabu 14 Mei. Presiden setuju. Bahkan dalam rakernas di Jakarta 21 - 23 April, Ketua Umum DPP HNSI Soegiharto mendesak pemerintah "agar menghapus semua jenis pukat harimau."

Selain pukat Bagan Siapi-api jenis pukat harimau yang termasuk dalam larangan itu adalah pukat udang ganda, pukat dasar, pukat kantong, lampara, dogol dan terakhir muncul pula pukat harimau mini yang lebih berbahaya bagi kelestarian sumber hayati.

Adapun pukat jenis Bagan Siapi-api, umumnya berukuran 5 - 10 ton. Tapi ada yang berukuran 25 - 50 ton, dan 100 sampai 200 ton. Berasal dari pantai barat Malaysia, pertama kali masuk perairan Riau pada 1955. Dinamakan pukat Bagan Siapi-api, karena di kota itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
HORMAT BENDERA, DUA KALI SEHARI
1985-02-02

Semua siswa diwajibkan memberi hormat bendera merah putih sebelum dan sesudah pelajaran. selain memasang wayang…

A
ANCAMAN-ANCAMAN DARI PUNCAK
1985-01-26

Tanah di kawasan puncak menjadi labil dan kualitas serta kuantitas air menjadi merosot. presiden meminta…

A
ANTRE BEBAS BH DI JAWA TENGAH
1984-04-21

Beberapa kabupaten dan kotamadya di jawa tengah, di nyatakan bebas buta huruf.