Air, Dari Desa Ke Pesantren

Edisi: 17/10 / Tanggal : 1980-06-21 / Halaman : 44 / Rubrik : DS / Penulis :


SEHARI-HARI mereka hanya makan singkong dan jagung. Mandi pun tak pernah. Bahkan air buat minum pun sulit. Dulu, untuk memperoleh air setetes dua, tak jaran harus diperas dari batang pisang. Atau terebut air dari sebuah sumber kecil yang jauh dari desa.

Desa Kepuhago, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman (Yogyakarta) ini pun sebenarnya sudah dinyatakan sebagai "kawasan berbahaya" karena sewaktu-waktu dapat disapu letusan Gunung Merapi. Tapi 508 kk penduduknya enggan bertransmigrasi, karena "selama ini kami tidak mengalami apa-apa," kata Setyo Sukirno, sekretaris desa. Tapi diakui juga, selama ini hampir seperdua waktu kerja warga desa hahis untuk mengurus air untuk keperluan sehari-hari.

Karena itu penduduk bekerja keras. Dipimpin Lurah Ngadmo Wagito, selama hampir setahun mereka berusaha menyalurkan air dari sumbernya di Bebeng 2 jam berjalan kaki dari desa. Naik turun bukit dan lembah, mereka membabat hutan lebat di lereng Merapi itu. Akhir 1973, air berhasil masuk desa lewat saluran bambu. Hal itu juga berkat bimbingan Dian Desa Yogyakarta, sebuah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

E
Eropa Bersatu
1994-06-18

Eropa bersatu menghadapi masalah berat, euro-skeptis. arus ini akibat situasi ekonomi dan politik yang memprihatinkan.…

D
Dari Iran ke Contra
1994-06-18

Oliver north, 50, calon kuat terpilih sebagai senator negara bagian virginia, dari partai republik. ia…

U
UU Pro Homo
1994-06-18

Provinsi ontario, kanada, mengesahkan uu homoseks. kaum homo diperbolehkan melakukan pernikahan, mendapat tunjangan, dan diijinkan…