Cerita Sedih, Dengan Akhir Bahagia

Edisi: 25/10 / Tanggal : 1980-08-16 / Halaman : 37 / Rubrik : BK / Penulis :


ATAS permintaan TEMPO, Mr. Mohammad Roem, yang tak asing lagi sebagai perunding penting dalam perjuangan kemerdekaan, menulis resensinya. Sayang sekali, beberapa bagian yang menarik dari resensi Mohammad Roem terpaksa dipotong, karena halaman yang terbatas.

A Sad story, in spite of its happy ending, itulah kesimpulan Lester Parson, eks Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Canada, dalam kata pengantarnya untuk buku Indonesian Independence and the United Nations, karangan Alastair M. Taylor (University Press, Ithaca, New York, 1960).

Seterusnya Lester Pearson menulis: "Karena itu tidak mengherankan, jika perundingan berlangsung lama dan pahit, penuh dengan siasat mengulurulur waktu serta saling jegaljegalan."

"Cerita sedih itu" saya baca kembali dalam buku Anak Agung, tidak sekedar kesimpulan dalam sebuah kata pengantar, melainkan dalam suatu disertasi 403 halaman yang terjemahan judulnya ialah: Renville, sebagai titik kembali dalam perundingan Indonesia Belanda. Ditulis untuk mendapat gelar doktor dalam kesusastraan di Universitas Negeri Utrecht, yang dibela di hadapan umum Jum'at 2 Mei 1980.

Dr. T.B. Simatupang pernah menulis: "Harus kita akui, bahwa kita belum memiliki karya-karya historis buah tangan orang-orang Indonesia mengenai perjuangan kemerdekaan bangsa kita, yang mendekati predikat tuntas."

Buku Yang Berbobot

Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak dimulai dengan proklamasi. Tetapi perundingan Indonesia Belanda yang dimulai tahun 1945 dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949, adalah sebagian yang amat penting. Dalam dimensi itu, menurut pendapat saya disertasi Anak Agung ini mendekati predikat tuntas. Inilah sebuah buku yang berbobot yang memperkaya perpustakaan sejarah bangsa Indonesia.

Bahwa ia ditulis dalam bahasa Belanda, dapat dimengerti. Kalau orang ingin menulis sejarah dari masa itu secara serius, sulit untuk tidak berpikir untuk melihat dulu apa yang dapat dibaca di Nederland, Inggris, Washington dan di perpustakaan PBB. Sebab sejak semula perundingan Indonesia Belanda diikut sertai oleh pihak Inggris dan oleh Panitia Jasa-Jasa Baik, sebagai badan dari PBB.

Bacaan yang paling tidak lengkap adalah di Indonesia, berhubung dengan berpindah-pindahnya ibukota Republik selama perang gerilya, ketika para pemain bergerak dari tempat ke satu tempat lain, dan keluar masuk tahanan Belanda, sehingga mereka tidak menyimpan catatan-catatannya. Yang paling lengkap adalah di Negeri Belanda, yang menyimpan segal dokumen resmi dan formal dari perundingan.

Karena di Nederland arsip tentang Perundingan Indonesia Belanda lengkap, maka untuk Anak Agung, yang masih termasuk dalam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tamparan untuk Pengingkar Hadis
1994-04-16

Penulis: m.m. azami penerjemah: h. ali mustafa yakub jakarta: pustaka firdaus, 1994. resensi oleh: syu'bah…

U
Upah Buruh dan Pertumbuhan
1994-04-16

Editor: chris manning dan joan hardjono. canberra: department of political and social change, australian national…

K
Kisah Petualangan Wartawan Perang
1994-04-16

Nukilan buku "live from battlefield: from vietnam to bagdad" karya peter arnett, wartawan tv cnn.…