Untuk Sejarah

Edisi: 26/10 / Tanggal : 1980-08-23 / Halaman : 09 / Rubrik : NAS / Penulis :


SIRENE mengaum panjang, lampu menyala terang dan dua kilatan api tiba-tiba meloncat setinggi 50 meter, membara di atas papan sepanjang 30 meter.

Tepuk tangan meriah sekitar 1.500 orang bergemuruh di depan Soekarno-Hatta, bersamaan waktu dengan munculnya asap putih tebal dari belakang kedua Proklamator itu.

Itu terjadi pada 16 Agustus malam lalu tatkala Presiden Soeharto meresmikan Monumen Soecarno-Hatta, Proklamator Kemerdekaan di Jalan Proklamasi, Jakarta. Patung perunggu setinggi 4,5 meter, dilatar belahangi sirip-sirip segitiga sebanyak 17 blah, lengkap dengan air mancurnya, nlerupakan bangunan inti monumen itu. Sebuah pelataran luas menghampar di depan patung dengan batas "Tugu Proklamasi" dan "Tugu Kilat" -- keduanya bangunan lama yang dipugar pula--di sebelah kanan dan kiri.

Rencana pembangunan monumen yang menelan biaya sekitar Rp 400 juta itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?