Rasa Sayang Di Ambang Pintu

Edisi: 26/10 / Tanggal : 1980-08-23 / Halaman : 53 / Rubrik : AG / Penulis :

SEMUA manusia memang sama, hanya nasib mereka berbeda-beda. Seorang tokoh di Jakarta. mengakui, keturunan Cina yang masuk Islam ternyata mendapat rasa sayang yang seperti datang tiba-tiba -- dari masyarakat sekelilingnya. Dan keturunan Cina sebenarnya membutuhkan rasa sayang itu, kata Junus Jahja.

Muhammad Budyatna, dosen Ilmu Komunikasi di FIS-UI, masuk Islam baru setahun, bisa menuturkan sambutan warga masjid yang menunjukkan ras sayang begitu ia datang sebagai muslim -- meskipun sejak kecil ia sebenarnya sering main di masjid di Cawang itu dan menimba di sumur. Bahkan seorang muslim baru yang diantar orang PITI ke pengurus masjid, di sebuah kampung, hampir selalu dipeluk dan banyak orang yang menangis. Mengapa? "Karena kita percaya, orang yang baru Islam itu masih bersih dari segala dosa. Seperti bayi," kata Budyatna. Jadi mereka hormat ataupun "iri".

Tentu, untuk selanjutnya ia akan "diawasi". Orang sekitar Budyatna misalnya bangun lebih pagi, karena "yah, saya lihat bapak sudah jalan ke masjid," kata mereka.

Yos Sutomo, pengusaha besar di Kal-Tim -- yang diduga merupakan orang terkaya di PITI -- masuk Islam 1972 dan membangun paling kurang 12 masjid. Juga tiap tahun memberangkatkan sekitar 70 orang, baik karyawan maupun tetangga, ke Mekah. Tiap tahun membagi zakat di mana-mana--dan tahun ini PITI di Jakarta kebagian 20 ton beras.

Orang muda 35 tahun itu, yang kata orang "tiap memegang sesuatu, berubah jadi uang", dan konon pula "diberi berkah Tuhan karena ayahnya dulu (beragam Budha) sangat baik kepada masyarakat", belum pernah bertemu dangan Hamka. Baru bulan puasa kemarin, ia ditawari Junus Jahja. Jawabnya: "Apa…

Keywords: -

---

Foto Terkait