Satu Malam Bagi Gelandangan

Edisi: 37/10 / Tanggal : 1980-11-08 / Halaman : 27 / Rubrik : NAS / Penulis :


TENGAH malam 31 Oktober, di stasiun Tanjung Priok. Memasuki gedung stasiun kereta api peninggalan Belanda yang luas, yang pesing, yang apek dan dingin, terasa suasana angker. Mereka yang tidur berhimpitan dan menggigil di sini terdiri dari para gelandangan.

Yang pasti mereka adalah orangorang yang tak punya tempat tinggal tetap. Karena itu melalui seorang yang lazim disebut pelindung, malam itu mereka dikumpulkan. Ada 14 orang pelindung gelandangan di kawasan Tanjung Priok--masing-masing membawahkan satu kelompok. Dari 14 kelompok itu tercatat ada 400 orang gelandangan, tua muda, wanita dan pria.

Tengah malam itu mereka akan disensus. Karena pada hari-hari biasa kawasan itu terkenal rawan, maka sebelum pencacahan dimulai, dilakukan pengamanan oleh petugas-petugas dari Kamtib dan Kodim.

Khusus untuk para gelandangan pertanyaan petugas sensus cukup sederhana: nama, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan rata-rata perbulan .…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?