Khomeini Dan Pemukulan Diri
Edisi: 40/10 / Tanggal : 1980-11-29 / Halaman : 25 / Rubrik : AG / Penulis :
SEBARIS semboyan terpasang di bazaar Teheran: "Setiap hari adalah Asyura, setiap tempat adalah Karbala."
Itu terjadi di bulan Muharram, dua tahun yang lalu. Gelombang penentangan terhadap Syah sedang menjelang puncak. Semboyan itu dengan jelas mengisyaratkan, agar tiap mukmin siap mengorbankan diri.
Selama tiga malam berturut-turut, laki-laki berkain putih pun muncul di jalanan, menentang jam malam yang diberlakukan. Atau naik ke atap rumah, memekikkan "ganyang Syah!" Itulah tanda mereka siap mati syahid, gugur seperti Hussein, putra Ali dan cucu Nabi, yang terbunuh di Karbala pada hari Asyura (10 Muharrasn), 13 abad yang silam.
Dan benar. Menurut laporan Radio BBC, pada malam-malam pertama Muharram tahun itu, 700 orang tewas. Revolusi mendapatkan titik apinya kembali. Lalu Syah dikalahkan.
Di bulan Muharram 1980 ini, tak ada lagi Syah. Tapi perang berlangsung di dekat perbatasan, melawan Irak, yang didukung Yordania dan Arab Saudi. Adakah kali ini semangat berkorban dikobarkan lagi? Nampaknya demikian, meskipun tak teramat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…