Presiden Marxis Yang Ke-3 Dan Pemberontakan Muslim Yang Terus Saja
Edisi: 45/09 / Tanggal : 1980-01-05 / Halaman : 11 / Rubrik : LN / Penulis :
SIANG-malam berpuluh pesawat Uni Soviet pekan lalu mendarat di Kabul. Tanpa mencoba berahasia, kapal terbang jenis AN-22 ini menurunkan ratusan pasukan. Juga kendaraan dan peralatan tempur. Di bandar udara sipil itu orang-orang Afghanistan dengan mulut tertutup memandangi para tamu dari Soviet itu.
Perang besar? Sejak April 1973, sejak Afghanistan dikuasai dengan kekerasan oleh pemerintahan Marxis yang dideking Soviet darah seakan-akan tak mau stop di negeri itu. Orang-orang Islam di pedalaman menolak rezim yang "tak bertuhan" yang bertahta di Kabul, dan di pedalaman berkecamuk pemberontakan. Lebih dari separuh wilayah Afghanistan (terdiri dari 28 provinsi) terjangkit.
Pasukan pemerintah kewalahan. Dalam jumlah 80.000 dan diperlengkapi dengan senjata Soviet -- seringkali dibantu angkatan udara -- mereka toh seperti terjepit. Gerilyawan Muslim, di antara penduduk yang 21 juta itu, berhasil menimbulkan banyak kerugian. Pemerintah menuduh mereka dibantu AS, RRC, Iran atau Pakistan. Apakah pekan lalu datangnya pasukan Soviet adalah untuk memperkuat perlawanan terhadap pemberontak?
Mungkin demikian. Tapi juga agaknya tak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…