Perjuangan Salah Tafsir

Edisi: 45/09 / Tanggal : 1980-01-05 / Halaman : 36 / Rubrik : SN / Penulis : BBU


BERLINDUNG di depan agak ke samping sebuah lokomotip, dua pejuang itu beraksi. Seorang berbaret merah memberondongkan peluru dari mitraliyur. Seorang berbaret hijau membidikkan karabennya. Sementara di belakang mereka, seorang pejuang yang lain mengendap mencoba maju.

Itulah salah satu lukisan dalam Pameran 400 Lukisan Realistik yang bertemakan Perang Kemerdekaan dan juga kehidupan sehari-hari, di Aldiron Plaza, Blok M Jakarta, 20 Desember-2 Januari ini. Para pelukisnya adalah warga Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dan Sanggar Pejeng, Bali -- kedua perkumpulan pelukis itu dipimpin oleh pelukis Dullah, 60 tahun.

Sebetulnya, karya-karya itu -- lukisan Perang Kemerdekaan terutama -- bukan pertama kali ini dipamerkan. Mei 1978 yang lalu, telah dipamerkan di Yogyakarta. Sambutan para pelukis dan pengamat seni lukis memang ramai. Terutama ditujukan kepada karya-karya yang benar-benar orisinal, yang dibuat semasa Perang Kemerdekaan di tahun 1949 di Yogyakarta. Dan pelukisnya -- Mohammad Toha, Muhammad Affandi, FX. Soepono, Sri Soewarno dan Sarjito -- waktu itu masih tergolong anak-anak berusia antara 11 sampai 15 tahun.

Pelukis Affandi memujinya sebagai karya-karya yang "komposisinya hebat, ceritanya padat dan memikat karena dibuat langsung". Mungkin Affandi agak berlebihan. Sebuah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.