Sebuah Rumah Di Pulau Bunga

Edisi: 46/09 / Tanggal : 1980-01-12 / Halaman : 57 / Rubrik : ILS / Penulis :


RUMAH yang pernah ditinggali Almarhum Bung Karno selama masa pembuangan di Ende, Flores, sampai sekarang masih jadi sengketa. Abdullah, anak Haji Abdul Amburawuh, pemilik rumah itu, tetap merasa sebagai pemiliknya dan menempatinya. Tapi pihak Pemda Kabupaten Flores beranggapan rumah itu telah jadi milik negara setelah pada 1958 pemerintah memberi uang Rp 50.000 kepada pemiliknya.

Rumah itu sendiri tak begitu terpelihara. Sejak Sukarno dan keluarganya 1938 meninggalkan Ende, keluarga Amburawuh sebagai pemiliknya menempatinya hingga 1953. Tahun berikutnya Menteri P & K waktu itu, Mr. Mohammad Yamin, berada di Ende untuk mempersiapkan kunjungan Presiden Soekarno. Kepada Ambutawuh ia berjanji akan memberi ganti rugi uang sebesar Rp 50.000. Baru pada 1958 janji itu menjadi kenyataan.

Rumah itu ditempati BK (bersama Ibu Inggit, Ratna Djuami, anak angkatnya dan Amsi mertuanya) dari 1934-1938. Rumah yang berukuran 9 x 12 meter itu agak pengab: beratap rendah dari seng, berjendela kecil dan bertiang kayu.

Sandiwara Kelimutu

Sementara itu sejak 1953 hingga 1972, rumah itu menjadi Kantor Perwakilan Departemen Sosial. Tahun berikutnya, sampai 1977 disulap jadi kantor Fakultas Hukum Universitas Cendana. Setelah itu, sampai sekarang, Abdullah menempatinya. Perbuatan ini rupanya kurang disenangi Pemda Flores, yang merasa dengan uang Rp 50.000…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

N
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28

Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…

M
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21

Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…

K
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21

Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…