Bisnis Diatas Kubah

Edisi: 49/09 / Tanggal : 1980-02-02 / Halaman : 36 / Rubrik : ILS / Penulis :

DI Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Bantul, Yogya, tinggallah Haji Dolah Sirat. Usianya 74 tahun dan pendidikan resminya hanya sampai kelas 2 sekolah dasar zaman dulu. Tapi rupanya ia tetap mempunyai semangat wiraswasta. "Kerja saya ini sekalian disertai niat ibadah," ujar Dolah Sirat. Tambahnya "Lihatlah, para pekerja saya itu bekerja dengan tenang."

Di pelataran rumah Dolah Sirat yang cukup lebar, tampak 6 orang sedang tekun menggunting lempengan-lempengan aluminium menurut ukuran yang sudah ditentukan. Tubuh mereka yang cuma mengenakan kaos singlet lusuh bahkan ada yang telanjang dada. Mereka sedang mengerjakan kubah masjid.

Lempengan-lempengan yang telah digunting itu mereka susun dan ditempel pada sebuah kerangka bulat. Mirip anak-anak kecil yang sedang bermain kubus-kubus kayu. "Karena kasih Tuhan, kami bekerja dengan tenang," ujar Tri Marzuki, salah seorang dari pekerja itu. Tambahnya: "Kerja di tempat lain dengan gaji besar, ada. Tapi hati tidak tenang."

Menurut cerita Dolah, ia mulai tertarik pada pembuatan kubah sejak 1960. Waktu itu, "saya melihat banyak masjid baru yang bagus dan berbagai model, tetapi kubah atau mustakanya tidak serasi."

Corong Kaleng.

Dolah Sirat dan kelompoknya memang dikenal sebagai pembuat kubah masjid. Mereka tak pernah pasang iklan atau mencari keuntungan yang terlalu besar. "Pemesan biasanya tahu dari mulut ke mulut saja," ujar Dolah Sirat lagi. Biarpun pesanan belum pernah membanir, tetapi selama 20 tahun Dolah…

Keywords: -

---

Foto Terkait