Dimana-mana Orang Berziarah
Edisi: 18/10 / Tanggal : 1980-06-28 / Halaman : 46 / Rubrik : ILS / Penulis :
BULAN Ruwah menjelang bulan puasa adalah hari-hari baik untuk berziarah. Ke kuburan keluarga atau lebih-lebih lagi ke makam-makam keramat -- bagi mereka yang percaya.
Jumat Kliwon 13 Juni misalnya seorang ibu berpakaian putih-putih menuruni tangga di luar gapura makam di lereng Gunung Kawi yang dikeramatkan orang itu. Bersama dua orang wanira lain, ia masuk ke sebuah ruangan, sekitar 10 meter sebelah kanan gapura. Itu adalah ruang ciamsi, tempat meramal nasib menurut kepercayaan orang Cina.
Kemudian ia mengocok keras-keras tabung kayu berisi nomor-nomor ciamsi. 'Wah, nasib saya baik," kata wanita berpakaian putih-putih tadi setelah memugut nomor ciamsi yang jatuh dan mencocokkannya dengan isi ramalan yang tertulis.
Ia adalah Nyonya Rahmi, janda Almarhum Bung Hatta. Ia mampir ke sana dalam perjalanan pulang dari menziarahi makam Bung Karno di Blitar Dua wanita, yang menemaninya adalah adik Rahmi yaitu Nyonya Subiyakto, istri bekas KSAL Laksamana Subiyakto; seorang lagi Nyonya Masagung, istri Masagung, pimpinan penerbit dan toko buku Gunung Agung, Jakarta. Mereka juga berdoa di depan makam Mbah Djoego dan Mbah Kromoredjo, dua makam yang dikeramatkan di situ.
Setelah itu mereka menerima bungkusan kecil dari R. Asim Nitiredjo, jurukunci. "Apa ini?" tanya Nyonya Subiyakto. "Itu bunga yang sudah layu, untuk dibawa pulang," kata Nyonya Rahmi yang sebelumnya pernah pula berziarah ke sana.
Makam keramat itu terletak di Dukuh Wonosari, Desa Kebobang, Kecamatan Ngujum, sekitar 45 km barat daya Malang. Untuk mencapai kompleks makam di lereng Gunung Kawi pada ketinggian 800 meter dari permukaan laut itu, orang harus mendaki tangga semen sepanjang 750 meter dengan kemiringan sekirar 45O. Hawanya dingin.
Pemandangan pertama di tangga itu ialah sebarisan pengemis tua Tak kurang dari 100 orang, mereka berkelompok rapi, menunggu belas kasihan penziarah dengan sabar. Beberapa meter lagi tampak beberapa toko dan rumah makan. Lebih ke atas lagi toko semakin banyak, terutama menjual perabot untuk upacara sembahyang menurut tradisi kepercayaan Cina.
Tak lama kemudian tampak gapura pertama yang antik, tanda bahwa telah sampai di makam dan pesanggerahan yang luasnya sekitar 10 ha itu. Di sebelah kanan gapura itulah dianggap sebagai bekas pesanggerahan Mbah Kromoredjo. Sebuah papan dengan jelas memuat tulisan fanya Tuhan YME patut disembab. Mohonlah kepada Allah Tuhan YME. Nasib saudara di tangan Allah Tuhan YME. Di sini berjejer puluhan penjual kembang dan kemenyan. Juga penjual ubi kayu dan jagung, mentah dan matang. Masuk lagi beberapa langkah, tampak ruang persembahyangan Cina Tri Dharma, lengkap dengan ciamsi-nya. Masuk lagi sekitar 10 meter, sampailah ke gapura kedua menuju kompleks makam seluas 1 ha yang dikelilingi tembok.
Di sebelah kiri gapura ada ruangan khusus buat pergelaran wayang kulit, orang Jawa banyak yang membayar nadar dengan nanggap wayang kulit semalam suntuk. Di Gunung Kawi ongkosnya Rp 45.000. Ada pula loket untuk memesan kenduri. Tarifnya Rp 2.500 (nasi ayam) dan Rp 3.000 bila dengan daging kambing Jurukunci Nitiredjo (71 tahun) membuka pintu makam. Setelah membakar kemenyan, bersama beberapa pembantunya ia berdoa, sementara para penziarah duduk di serambi. Tak lama kemudian kelambu makam dibuka, dan para penziarah maju satu-persatu menyerahkan dua bungkus kembang dan kemenyan.
SETELAH itu mereka boleh mengundurkan diri sembari menerima kembang yang sudah layu lantaran lama ditaruh di makam. Setelah melakukan upacara kenduri, yaitu duduk melingkari besek-besek berisi nasi dengan lauk pauk, mereka pun boleh pulang sambil masing-masing membawa sebuah besek. Boleh dimakan bersama keluarga, boleh disimpan sebaai azimat -- meski sampai busuk.
Di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…