Sebuah Proklamasi Kaum "banci"

Edisi: 21/10 / Tanggal : 1980-07-19 / Halaman : 41 / Rubrik : ILS / Penulis :


SERAMAI orang pergi menonton sekaten, para pengunjung gedung olahraga Kridosono Selasa pekan lalu padat. Meskipun harga karcis--untuk ukuran Yogya -- termasuk mahal: Rp 1.000 untuk kelas VIP dan Rp 400 untuk tribun. Rupanya orang Yogya ingin menvaksikan tontonan baru, yang namanya, hmmm, Poetry Dancing Manusiawi. Apa to, mas?

Sekitar selusin wadam (atau banci? atau waria?) Yogya malam itu mengadakan pertunjukan baca puisi karangan mereka sendiri. Dalam pertunjukan yang baru pertama kali terjadi di Yogya mungkin pula di Indonesia ini, tata panggung cukup unik. Ada dua tangga besar di kanan dan kiri pentas. Di tengah, di bidang yang seakan merupakan lorong, tergeletak sepeda -- tunggangan populer untuk penduduk Yogya. Dan di atasnya, ada tulisan cukup menyolok Start.

Dengan alunan musik dari grup Asdrafi (Akademi Seni Drama dan Film) dan diwarnai dengan lampu kelap-kelip bagaikan dalam disko, para wadam menari, sementara seorang di antara mereka membaca puisi.

Beberapa wadam dengan pakaian kebaya, rok atau celana panjang turun dari tangga memenuhi panggung. Kemudian mereka menyanyi bersama, sayup-sayup, sementara seorang di antaranya tampil ke depan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

N
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28

Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…

M
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21

Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…

K
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21

Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…