Silakan Belanja, Tapi Pasar Bisa Menjebak

Edisi: 24/10 / Tanggal : 1980-08-09 / Halaman : 49 / Rubrik : LAPSUS / Penulis :


BAHAN belanjaan mulai bertumpuk di berbagai pasar dan kaki-lima. Warna-warni pakaian jadi tampak disampirkan berjajar di sepanjang kaki-lima Jalan Malioboro, Yogyakarta. Tapi hingga pertengahan bulan puasa Pasar Sriwedani, seperti pasar-pasar lain dan kaki-lima di Yogya, belum terlalu sibuk.

Nyonya Atikah, istri seorang pegawai kantor Pos, angkat bahu: "Sekarang 'kan musim pendaftaran sekolah," katanya. Juga musim membayar macam-macam: "Bayar BP3, uang pakaian seragam; beli buku . . ." Jadi, apa boleh buat, lanjut nyonya tadi, "belanja untuk menghadapi lebaran benar-benar harus pakai kalkulator!"

Tapi kian mendekat Hari Raya Idul Fitri, dapat dipastikan suasana pasar di mana pun akan menggebu-gebu -- seperti lazimnya. Di Jakarta malah sudah sejak awal Ramadhan suasana itu terlihat. Kaki-lima di bilangan Jatinegara leI-ih luber dari biasanya. Pedagang kakilima di sekitar Pasar Tanah Abang, terutama di malam hari, sampai menelan tiga perempat jalanan. Pengeras suara terpancang di sana-sini meneriakkan "obral besar" atau ' harga murah". Orang-orang juga serentak, seperti takut tak kebagian, berjubel di pusat-pusat pertokoan .

Tinggallah Permadi SH, Ketua YLK (Yayasan Lembaga Konsumen) Jakarta, geleng kepala sambil berkata "Seandainya orang mau dan bisa belanja jauh jauh hari sebelum lebaran . . ." Sebab lebih berabe lagi di saat-saat sibuk seperti sekarang ini, seperti dikhawatirkan Permadi, banyak barang yang tak layak dibeli siap menerat konsumen.

Serasa ingin YLK menempelkan poster-poster di berbagai pusat belanja unnlk memperingatkan khalayak. Misalnya begini jangan beli sirup merk anu. Atau, beli saja saus tomat bikinan luar negeri, sebab --bukan apa-apa yang buatan sini terbikin dari ubi atau labu. Atau, kalau tak perlu sekali tak usah beli makanan kalengan, banyak bahayanya (bukankah Balai Penelitian Kimia di Semarang pernah mengatakan: menurut pengujian sayuran dalam kaleng yang beredar di Jawa Tengah dan Jawa Timur 100% rusak? Begitu pula buah dalam kaleng?).

Kecerewetan YLK makin meningkat sejak berdiri 7 tahun lalu. Ada saja yang diutiknya - baik timbul dari keinginan kalangan sendiri maupun karena pengaduan konsumen. Banyak dari kegiatannya membeli bermacam-macam barang dari berbagai pasar. Lalu mengirimkannya ke laboratorium milik pemerintah di Bogor, Bandung maupun Jakarta untuk diuji mutunya.

Pengujian bersandar pada ketentuanketentuan yang ada. Misalnya standar yang ditentukan Departemen Perdagangan dan Departemen Kesehatan. Juga berdasarkan Undang-Undang tentang Barang (UU No. 10/1961). UU ini sebenarnya belum…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…