Nafas Terakhir Si Harimau

Edisi: 27/10 / Tanggal : 1980-08-30 / Halaman : 39 / Rubrik : DH / Penulis :


PELARANGAN pukul harimau nnyebabkan nelayan tradisional melonjak kegirangan. Tapi beberapa Pemda merasa kehilangan sumber penghasilan--sementara para pemilik trawler tak kalah bingungnya.

Untuk menanggulangi akibat pelarangan pukat harimau tersebut, di Semarang awal bulan ini Sekdalopbang Solihin GP mengadakan pertemuan dengan Gubernur Ja-Tim, Ja-Teng, Ja-Bar dan Sum-Ut bersama Dirjen Perikanan dan Dirjen Koperasi. Rumusan pertemuan itu menurut Solihin akan digunakan sebagai petunjuk pelaksanaan menanggulangi semua akibat pelarangan trawler.

Solihin sendiri menyadari akibat pelarangan itu antara lain tutupnya beberapa pabrik pengawetan udang, pengangguran dan berkurangnya pendapatan daerah. "Tapi kita akan berusaha menanggulagi gejolak ekonomi dan sosial yang mungkin timbul. Kita sudah siap menghadapi semua itu," katanya.

Di Cilacap, Ja-Teng, pelarangan itu disambut para pemilik pukat dengan catatan "Agar bisa menikmati musim panen ikan terakhir kali September sampai Desember tahun ini," kata Andri Wijawa, salah seorang pemilik pukat harimau di hadapan Bupati Cilacap Pudjono Pranjoto.

Andri sendiri yang kurang lancar berbahasa Indonesia itu lebih suka menyerahkan kapal pukatnya kepada pemerintah. "Saya akan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
HORMAT BENDERA, DUA KALI SEHARI
1985-02-02

Semua siswa diwajibkan memberi hormat bendera merah putih sebelum dan sesudah pelajaran. selain memasang wayang…

A
ANCAMAN-ANCAMAN DARI PUNCAK
1985-01-26

Tanah di kawasan puncak menjadi labil dan kualitas serta kuantitas air menjadi merosot. presiden meminta…

A
ANTRE BEBAS BH DI JAWA TENGAH
1984-04-21

Beberapa kabupaten dan kotamadya di jawa tengah, di nyatakan bebas buta huruf.