Siap, Siap, Sapujagat! ; Melawan Kejahatan Bersenjata

Edisi: 30/10 / Tanggal : 1980-09-20 / Halaman : 08 / Rubrik : NAS / Penulis :


NAMANYA hebat: Operasi Sapujagat. Yang memimpin tidak tanggung-tanggung: dua Jenderal berbintang tiga -- Pangkowilhan I Letjen Widjojo Soejono dan wakilnya Pangkowilhan II Letjen Wiyogo. Diumumkan pembentukannya pekan lalu oleh Pangkopkamtib Laksamana Sudomo, Operasi Sapujagat akan melancarkan operasi khusus secara gabungan terhadap kejahatan bersenjata dan subversi. Wilayah operasinya DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung dan Sumatera Selatan yang dianggap merupakan suatu "kesatuan".

Kenapa Sumatera Utara tidak dimasukkan dalam wilayah garapan Operasi Sapujagat? Ada yang berpendapat, provinsi ini dilewati karena berhasilnya Operasi Manunggal Jaya yang dilaksanakan sejak Juli lalu. "Sejak adanya Operasi Manunggal Jaya, suhu keamanan di Sumatera Utara merata baik," kata Pangdam II/Bukit Barisan Brigjen M. Sanif.

"Operasi Sapujagat ini dilakukan secara konsepsional untuk menyelesaikan secara tuntas: Dus bukan sekedar hangat-hangat tahi ayam," kata Laksamana Sudomo menjamin. Karena itulah pelaksanaan operasi ini didasarkan atas wewenang yang ada pada Kopkamtib. "Operasi ini dapat menahan, memeriksa siapa saja yang tersangkut dan memprosesnya untuk dibawa ke pengadilan," lanjut Sudomo.

Nama Sapujagat dipilih sesuai tujuannya untuk menyapu semua kejahatan bersenjata tanpa pandang bulu. Untuk pelaksanaan operasi dibentuk dua pusat pengendalian, di pusat dan wilayah. Pusat pengendalian pusat, di Kopkamtib, bertugas mengatur kebijaksanaan secara umum yang menggariskan bagaimana operasi itu harus dilaksanakan. Di tingkat wilayah ada pusat pengendalian pelaksana, dipegang langsung oleh Pangkowilhan I dan wakilnya Pangkowilhan II.

Sapujagat akan terdiri dari 3 Satuan tugas (Satgas), masing-masing di Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Masing-masing dipimpin oleh Laksusda setempat dibantu Kadapol, Jaksa Tinggi dan Gubernur.

Mengapa sampai dibentuk Sapujagat? Apakah jumlah dan kualitas kejahatan di 4 provinsi ini begitu merawankan, hingga suatu operasi gabungan tingkat nasional perlu dilakukan? Dan mengapa Kopkamtib sampai turun tangan?

Laksamana Sudomo mengakui, menanggulangi kejahatan sebenarnya tugas polisi. Namun kejahatan yang mengakibatkan korban membuat masyarakat resah. "Karena keresahan masyarakat itulah Kopkamtib ikut turun, mengadakan penanggulangan secara koordinatif antar instansi," ujar Sudomo. Pangkopkamtib Sudomo sendiri tidak mengungkapkan data-data. Dalam konperensi persnya pekan lalu ia malah mengatakan, keadaan kejahatan di daerah rawan banyak yang dilebih-lebihkan. "Angkanya sebenarnya lebih kecil dari tahun-tahun yang lalu. Tapi kebetulan terjadi sesuatu dan diberitakan besar-besaran," ujarnya.

Ia menyebut dua koran Jakarta yang dinilainya terlalu sensasional memberitakan kejahatan. Menurut Sudomo, secara keseluruhan tidak benar…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?