Panggung Budaya Tahun 30-an
Edisi: 47/09 / Tanggal : 1980-01-19 / Halaman : 57 / Rubrik : KL / Penulis : SUMARTANA, TH
SEJAK Februari 1934 ketika "triumvirate" Sukarno-Hatta-Syahrir dibuang Belanda, suasana perjuangan politik menjadi kerut kalau bukan kecut. Gubernur Jenderal De Jonge mau secepatnya melumpuhkan sayap radikal nonkooperatif dari para pejuang kemerdekaan. 'Alasan di atas segala alasan kita adalah perlunya menegakkan keamanan dan ketertiban ....,' katanya.
Setelah itu ia pun mendendangkan 'lagu biasa' dari setiap penguasa, yaitu memperketat penjagaan terhadap semua gerakan politik yang dicurigai, dengan penyusupan polisi rahasia ke mana-mana.
Gebrakan De Jonge, yang pada mulanya ragu itu temyata hasilnya amat efektif. Dalam tekanan yang bertubi-tubi itu partai-partai radikal ambruk. Partindo, partainya Sukarno secara resmi dibubarkan oleh Sartono tahun 1936. PNI-Barunya Syahrir-Hatta pun susut lalu mati sejak saat para penganjur mereka ditangkap, meskipun tak pernah secara formal dibubarkan. Termasuk koran mereka Daulat Rakyat. Di penjara Glodok Hatta sempat heran apa sebab Daulat Rakyat tak bisa terbit lagi ....
Ditantang oleh…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…