Sisa-sisa Sais Yang Sedih
Edisi: 22/09 / Tanggal : 1979-07-28 / Halaman : 27 / Rubrik : SD / Penulis :
MASA jaya dokar sudah dipreteli. Kendaraan rakyat tradisional
itu mental dihajar motor dan kolt. Dering bel dan hentakan kaki
kuda yang merambat di tengah malam sekarang sulit dicari.
Kusir-kusir dokar melihat ke masa depan, lalu angkat tangan.
Sedih bercampur dongkol, mereka harus putar haluan, mencari
makan dengan cara lain.
; Ratusan dokar yang dulu merajai terminal di depan pasar
Wonokromo -- Surabaya -- sekarang hanya tinggal 10 buah. Abdul
Kadir, kusir berusia 64 tahun yang hampir sepanjang hidupnya
bergaul dengan kuda mengeluh. "Nasib kusir dokar sekarang ini
lebih jelek dari tukang beca," katanya. Dengan harga beras yang
melangit sejak Januari -- Rp 2.000 tiap kaleng -- ia sulit
mempertahankan alat angkut yang paling banter mencetak Rp 500
sehari. "Yang mau dokar sekarang ini hanya bakul-bakul yang
bawaannya banyak," keluhnya lebih lanjut.
; Kadir, penduduk Kutisari di pinggiran Surabaya itu melihat satu
persatu rekan-rekannya menyerah. Mereka menyeberang jadi kuli
bangunan. Tapi ia sendiri bertekad mempertahankan kudanya sampai
titik darah penghabisan. "Habis saya sudah tua, tidak bisa kerja
kasar dan tidak punya banyak pengalaman," ucapnya, "sayalah yang
akan jadi kusir penghabisan dari pekerjaan yang sudah
turun-temurun ini. Alhamdulillah tiga anak saya sudah kerja di
bangunan."
; Diludahi
; Karena rezeki tipis, Kadir tak bisa lagi merawat dokarnya
seperti yang dilakukan oleh bapak atau kakeknya dulu. Kudanya
sekarang tentu kekurangan gizi. Sepuluhtahun yang lalu kuda
masih memiliki menu yang spesial, karena masih diberi telor
sebulan sekali. Sekarang, jangankan telor, rumput saja dijatah
jangan sampai lebih dari Rp 100 sehari. "Dulu, sepatu kuda
setengah bulan sudah diganti, sekarang yah, kalau belum copot
tidak diganti. Jadi maklum saja suaranya bukan tak-tik-tuk, tapi
teplok-teplok," kata Mulyono, rekan Kadir, menimpali.
; Dengan suramnya dunia kusir, tidak berarti tak ada pendatang
baru. Ada kusir muda di koplakan Wonokromo bernama Tjiptohadi.
Usianya masih 22…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…