Pasang Surut Sesosok Wayang
Edisi: 21/23 / Tanggal : 1993-07-24 / Halaman : 27 / Rubrik : NAS / Penulis : THA
BARANGKALI Soerjadi hanyalah sesosok wayang. Dan tak ada wayang yang dimainkan tanpa dalang. Tujuh tahun lalu, lewat Kongres di asrama haji Pondok Gede, Jakarta Timur, yang berakhir dead-lock dan gagal memilih ketua umum, Soerjadi dimunculkan Pemerintah sebagai orang nomor satu Partai Banteng. Hardjantho Sumodisastro, ketua umum sebelumnya, dinilai tak mampu menyelamatkan PDI dari gontok-gontokan. Soerjadi, ketika itu 47 tahun, dianggap memenuhi syarat. Anak Ponorogo ini beragama Islam, menantu tokoh PNI Hadisoebeno, dan eksponen Angkatan 66.
Era kepemimpinan Soerjadi ditandai dengan masuknya orang-orang muda profesional yang menjanjikan banyak harapan. Mereka adalah para eksekutif puncak di berbagai perusahaan dengan gaji tinggi, sehingga tak mungkin menjadikan PDI "lahan" untuk cari makan. Semangat membenahi PDI pun menyala-nyala. B.N. Marbun, salah satu ketua PDI, yang ketika itu adalah manajer di Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM), misalnya, menjanjikan akan mengelola PDI dengan perencanaan strategis dan berorientasi pada out put. Walhasil, PDI disiapkan menjadi partai alternatif, partai masa depan.
Konsolidasi partai dari kericuhan yang akut segera dilakukan. Soerjadi dengan jitu merangkul anak-anak Bung Karno, antara lain Megawati Sukarnoputri. Adik kandung Mega, Guruh Sukarnoputra, yang sedang top dengan grup seni Swara Mahardhika, juga ikut menarik massa muda ke pentas kampanye PDI pada Pemilu 1987. Yang terjadi kemudian adalah bangkitnya kembali kenangan pada Bung Karno.
Soerjadi memang berhasil memilih tema kampanye yang pas dan lagi nge-trend kala itu: PDI adalah partainya anak muda. Dia tahu persis bahwa anak muda yang mulai sumpek dengan kehidupan politik yang macet harus direbut. Data menunjukkan, pada Pemilu 1987 ada sekitar 24 juta anak muda yang memakai hak pilihnya, separuhnya adalah pemilih yang pertama kali nyoblos.
Semboyan partai anak muda ini rupanya ampuh untuk menyedot suara ke "kotak merah". Langit Jakarta merah total digebrak kampanye Banteng yang mengerahkan sekitar sejuta massa. Dan bahkan mampu menembus daerah tradisional partai lain. Untuk pertama kalinya dalam sejarah pemilu, PDI berhasil merebut kemenangan di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?