Kartel Dan Kenaikan Harga
Edisi: 09/24 / Tanggal : 1994-04-30 / Halaman : 90 / Rubrik : EB / Penulis : MWA
KERTAS adalah pangan mental yang sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan bangsa, demikian filofosi yang digariskan Serikat Grafika Pers (SGP) dan Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) sejak 16 tahun yang lalu (1978). Sejak itu, dicanangkanlah tekad bahwa Indonesia perlu swasembada kertas. Pemerintah pun membantu swasta untuk membangun industri kertas.
Program ini benar-benar terlaksana. Dalam tempo tak sampai 10 tahun, Indonesia sudah swasembada kertas. Bahkan di akhir 1980-an, beberapa produsen kertas menyerbu pasar luar negeri, karena produksinya melebihi kebutuhan lokal.
PT Tjiwi Kimia misalnya, pada tahun 1989, sudah mengekspor buku tulis ke Timur Tengah. Bahkan tahun 1992, PT Lokomotif dituduh banting harga (dumping) oleh Australia.
Mungkin karena bisnis kertas sudah mantap, sejak 2 April 1991 Pemerintah tidak lagi ikut campur dalam menentukan harga kertas. "Pemerintah membiarkan produsen dan konsumen memutuskan," kata seorang pengurus SPS. Tapi pasar bebas, yang biasanya menghasilkan harga yang pantas, di sini malah gagal.
Bayangkanlah, dengan pasok kertas lebih besar dari permintaan, para produsen tetap bisa mendikte harga.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…