Kusni, Sang Suami, Sang Bapak

Edisi: 31/09 / Tanggal : 1979-09-29 / Halaman : 51 / Rubrik : KRI / Penulis :

NAMANYA banyak beralias tak begitu pasti kapan dan di mana ia
dilahirkan. Suatu ketika ia disebut sebagai Hamsah alias Kusni
alias Sutarto bin Kasdut. Lahir di Tulungagung (Jawa Timur)
tahun 1928. Waktu itu ia diadili dalam perkara pembunuhan Ali
bin Muhamad Badjened (1954). Lalu, ketika mempertanggungjawabkan
peristiwa penembakan seorang polisi di Semarang hampir sepuluh
tahun berikutnya, nama aliasnya Waloejo, dilahirkan di Blitar
kira-kira tahun 1929.

; Ia juga pernah mengaku bernama Dahlan bin Kasdut. Nama depan
Ignatius belakangan diperolehnya setelah dibaptis dan mengakui
dosa di altar gereja itu Penjuru di penjara Cipinang.

; Masih ada namanya yang lain. Menurut isterinya, Lidya Sunarti
(37 tahun), Kusni melamarnya dulu sebagai pedagang batik necis
bernama Purwodjianto. Ketika itu Sunarti masih berumur 19 tahuh.
Ibunya Jawa, bapaknya keturunan Cina. Ia menerima pinangan yang
diajukan melalui pamannya sendiri. Mereka menikah di Desa Janti
di Sidoarjo, 1960-an, di muka penghulu Tulangan, lalu boyong ke
Semarang.

; "Hanya setahun lebih sedikit saya bersamanya," kata Sunarti,
"jadi tidak banyak kenangan." Tapi ia dapat membanggakan
suaminya yang "romantis" dan sedikit cemburuan. Perkara
makanan, katanya, apa saja diganyang. Hanya ikan bandeng yang
sangat dibencinya. Soal pakaian agak cerewet. "Pakaiannya mesti
rapi dan kalau kurang licin dia marah," cerita Sunarti.

; Sebagai pedagang, suaminya, "Purwodjianto" itu, biasa pergi
dua-tiga minggu. Entah…

Keywords: -

---

Foto Terkait