Prasangka Umat Hindu

Edisi: 01/23 / Tanggal : 1993-03-06 / Halaman : 28 / Rubrik : LN / Penulis : LPS

HINDU dan Islam di India tampaknya memang mudah meledak. Dulu, dalam menuju India merdeka, di tengah jalan umat dua agama itu pun bentrok. Setelah sekian tahun bersitegang, terjadi sekian kali bentrok fisik, dan ribuan jiwa melayang, terpaksalah dua negara diciptakan. India yang mayoritas Hindu, dan Pakistan yang mayoritas Islam.

Tapi pemisahan itu rupanya belum cukup. Di India umat Hindu yang mayoritas rupanya merasa belum aman. Inilah, kata para pengamat, yang menyebabkan lahirnya militansi umat Hindu.

Dan pelan-pelan, dari semangat itu lahirlah partai Hindu radikal yang bernama Bharatiya Janatha. Partai inilah yang menjadi biang pengobar konflik dalam kasus Mesjid Babri di Ayodhya sejak beberapa tahun lalu. Para aktivis Bharatiya Janatha mengobarkan dugaan, sebelum ada mesjid, di situ sudah berdiri kuil.

Puncaknya, dihancurkannya mesjid itu oleh 200.000 umat Hindu militan, Desember lalu. Padahal, Bharatiya Janatha sudah berjanji kepada pemerintah India untuk tidak melakukan kekerasan terhadap mesjid ketika berkampanye soal kuil itu.

Tapi mengapa dengan jumlah lebih dari tiga perempat penduduk India, umat Hindu merasa belum aman? Prasangka yang tersebar di kalangan Hindu adalah peraturan dalam agama Islam yang membolehkan seorang lelaki mempunyai sampai empat istri itu berbahaya. Dengan demikian, populasi di kalangan Islam akan lebih besar, dan suatu saat nanti bisa saja jumlah orang Islam dan Hindu di India sama.

Konon, prasangka itu berkembang sejak lahirnya Rashtriya Swayamsevak Sangh, organisasi Hindu yang bertujuan menyatukan umat. Organisasi yang didirikan pada tahun 1925 ini menyimpulkan bahwa persatuan umat Hindu selama ini selalu diganggu oleh umat non-Hindu. Maka, dalam doktrinnya, Rashtriya menetapkan dua musuh utama, yaitu umat Islam dan umat Hindu yang terpengaruh budaya Barat.

Dengan doktrin dan prasangka begitu, pandangan…

Keywords: -

---

Foto Terkait