Nostalgia A.a? ; Kenangan Manis, Sebuah Sejarah

Edisi: 09/09 / Tanggal : 1979-04-28 / Halaman : 08 / Rubrik : NAS / Penulis :


RUANG pameran Gedung Kebangkitan Nasional di jalan Abdurrachman
Saleh, Jakarta, Senin pagi lalu tampak sepi. Hampir tidak ada
pengunjung yang menonton Pameran Foto dan Dokumentasi Konperensi
Asia-Afrika yang diselenggarakan Panitia Peringatan Tri-Windu
Konperensi Asia-Afrika 18-24 April lalu. Kurang dari 200 nama
tertulis di buku tamu pameran.

; Suasana ceramah yang berlangsung di ruang pertemuan tidak jauh
berbeda. Hanya 18 orang yang hadir dalam ceramah yang diberikan
oleh Ubani, bekas Dubes Indonesia untuk Siria. Walau yang hadir
sedikit, penceramah sendiri kelihatan bersungguh-sungguh.
Beberapa pemuda yang hadir tampak membawa buku pinjaman dari
perpustakaan Idayu yang bertempat di kompleks yang sama.
Tertarikkah mereka pada peringatan Konperensi AA? "Iseng saja,
mas, habis dari perpustakaan Idayu. Daripada bengong di rumah,"
tutur salah satu dari mereka.

; Suasana pembukaan pekan peringatan yang dilangsungkan di bawah
tenda di halaman Gedung Pola 18 April lalu cukup meriah. Sekitar
250 orang termasuk para diplomat Asia-Afrika hadir pada upacara
yang dibuka Wapres Adam Malik. Dalam rangkaian pekan peringatan
ini, termasuk juga diskusi panel dengan pemrasaran Menpen Ali
Moertopo serta suatu pekan film A-A.

; Peringatan Tri-Windu Konperensi AA tahun ini dilakukan oleh
sebuah panitia yang didukung Angkatan 45, Lembaga Penelitian
Masalah Hubungan Internasional Universitas 17 Agustus, Yayasan
17-8-1945, Yayasan Idayu, Yayasan Studi Pembangunan dan
Pengembangan Nasional serta DPP KNPI. Pada 1971, Dwi-Windu
Konperensi AA diperingati pemerintah dengan suatu upacara
disertai pidato Presiden di TMII Jakarta.

; Alasan peringatan, seperti disebutkau dalam salah satu selebaran
panitia, karena melihat kecenderungan masyarakat untuk tak acuh
terhadap peranan yang telah dimainkan prinsip-prinsip Bandung
bagi kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika. Hingga
"sepantasnyalah bila kita melihat kembali pada sejarah kita
sendiri dan berusaha menghidupkan kembali prinsip-prinsip besar
yang telah dicetuskan di Bandung." Sasaran peringatan ini,
menurut Karna Radjasa, salah satu ketua panitia, adalah untuk
menarik perhatian masyarakat terutama kaum mudanya, bahwa kalau
ada kemauan politik yang cukup besar, bangsa Indonesia mampu
melakukan hal-hal yang luar biasa. "Saya lihat kebanggaan
nasional kita mulai pudar hingga kita harus berdaya upaya untuk
menggunakan apa yang ada untuk memupuk kebanggaan nasional ini,"
kata Karna Radjasa, putera Ali Sastroamidjojo Ketua Konperensi
AA.

; Betulkah Konperensi AA suatu prestasi yang luar biasa yang bisa
dibanggakan? Mengapa generasi muda tampaknya kurang memahami
atau tertarik pada peristiwa sejarah besar itu? Pertanyaan
berikutnya: tidakkah peringatan ini sekedar nostalgia dari
generasi yang mengalami peristiwa itu? Atau seperti yang
ditanyakan Wapres Adam Malik: "Sebagai lamunan keberhasilan dan
kebesaran suatu kejadian 24 tahun yang silam?"

; Terus terang, setelah Konperensi AA selesai, kita terkejut
girang bahwa konperensi ini telah berhasil mendobrak banyak hal.
Afrika terbakar…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?