Wahyu Toh-jali-abadi
Edisi: 12/09 / Tanggal : 1979-05-19 / Halaman : 15 / Rubrik : KL / Penulis : KAYAM, UMAR
PADA suatu hari Gareng, Petruk dan Bagong begitu saja --
mendapatkan diri mereka berada di alam sonya ruri, alam-antara
yang tidak kenal siang atau malam, alam yang hanya dihuni oleh
para lelembut. Di depan mereka duduk bagaikan batu-karang ayah
mereka, Semar.
; Dengan bingung ketiga panakawan itu bertanya kepala ayah mereka
apa yang sedang terjadi. Semar menjelaskan bahwa dia sedang
memisahkan diri dari para ksatria yang biasa mereka ikuti, para
pemimpin yang di atas itu. Semar ingin melihat dapatkah mereka
itu hidup tanpa para panakawan. Dapatkah mereka hidup terpisah
dari orang-kecil yang biasa mengikuti mereka.
; Maka Semar memerintahkan kepada anak-anaknya untuk menemui
Arjuna mempertanyakan hal itu. Bila Arjuna berpendapat bahwa
sebagai seorang ksatria-raja dia tidak dapat hidup tanpa
panakawan maka dia musti berusaha mencari di mana Semar sekarang
sedang berada. Siapa yang dapat menemukan Semar dan dapat
berbicara dengan dia akan mendapat wejangan Wahyu
Toh-Jali-Abadi. Toh berarti tanda, jali berarti bibit dan abadi
. . . ya, abadi. Alkisah, demikian Semar bersabda, mereka yang
mendapatkan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…