Bung Karno Lagi ; Menilai Bung Karno, Setelah Blitar

Edisi: 18/09 / Tanggal : 1979-06-30 / Halaman : 08 / Rubrik : NAS / Penulis :


KITA memuji kebijaksanaan Pemerintah yang tegas-tegas
menganjurkan pemakaian obat tradisionil. Memang tidak
dipungkiri, Indonesia sejak ribuan tahun mempunyai kekayaan
obat-obatan. Selain itu banyak pula obat-obatan Indonesia yang,
di luar pengetanuan kita, terus-menerus dioper dunia Barat:
Swiss, jerman, Perancis, Negeri Belanda, Inggeris dan
sebagainya.

; Di Eropa, yang dinamakan obat tradisionil malahan obat yang
secara chemis sintetis dibikin oleh pabrik farmasi besar --
sedang obat dari tumbuh-tumbuhan malah dinamakan modern. Di
Indonesia, para sarjana banyak yang masih terlalu sok dengan
"science" -- hanya mau percaya barang bikinan Barat.

; Bukankah "ilmiah" itu sendiri relatif? Dan di sinilah pula
tempat penyalahgunaan oleh ilmiawan yang kurang berakhlak,
sesuai peribahasa Belanda: Hoe groter geest, hoe groter beest --
atau makin cerdas, makin buas. Apalagi kalau sudah dipengaruhi
masalah praktis politik atau perlombaan berebut rezeki.

; Beberapa bulan lalu telah dikembangkan opini dalam masyarakat
untuk menghargai comfrey, atau "kompring", untuk beraneka
penyakit. Timbul dua reaksi. Pertama,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?