Masa Depan Lewat Ekspor
Edisi: 18/09 / Tanggal : 1979-06-30 / Halaman : 51 / Rubrik : EB / Penulis :
MENGAIL kakap umpannya pun mesti besar. Berangkat dari pepatah itu Fajar Rianto, 32 tahun, tanpa ragu lagi meninggalkan bis yang tiap hari dibawanya pulang balik Jakarta-Banjar. Ada risikonya. Penghasilan Rp 3.000 sampai Rp 4.000 sehari, untuk menghidupi seorang isteri dengan tiga anak, harus dilepaskannya. Bahkan, "sampai televisi saya jual juga -- pokoknya habis-habisan," ujar Fajar.
Tapi semuanya itu, katanya, "memang pengorbanan". Masuk kamp latihan sebulan lamanya, berikutnya Fajar dengan 360 rekan sopir lainnya berharap menyongsong masa depan yang lebih cerah mereka akan dikirim ke Arab Saudi. Di sana bis-bis mewah, ber-AC yang harganya Rp 67 juta sebuah, sudah menunggu. Tentu saja dengan janji gaji yang sangat merangsang: sekitar Rp 200 ribu sebulan bersih. Makan,…
Keywords: Tenaga Kerja Indonesia, Fajar Rianto, Harun Zain, Servindo, Soekardono, SAPCO, Sheik Omer Kamil, PT Rabindo, I Ketut Arinta, Yayasan Kartika Eka Paksi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…