Ingin Seperti Cokot

Edisi: 39/09 / Tanggal : 1979-11-24 / Halaman : 22 / Rubrik : SR / Penulis :


BALI selalu mengingatkan orang akan tarinya yang khas. Lukisannya yang khas. Patungnya yang khas. Sudah banyak orang cemas, kekhasan itu akan ternoda oleh turisme. Di Balai Budaya 15-22 November ini, I Wayan Pendet, 43 tahun, memamerkan 41 karya patungnya. Menarik: sejumlah karya itu sepertinya mewakili Bali sekarang. Ada yang diciptakan dari dorongan "perasaan" (begitu istilah Wayan), ada pula yang karena "gampang laku."

Ada patung yang menggambarkan ikan: ikan dan anak-anaknya, ikan sedang birahi. Ada pula kera duduk. Juga kodok-kodok dan anak-anaknya, kodok terbalik. Juga babi dan sapi. Itulah barang-barang yang menurut pematungnya "patung biasa dan halus". Maksudnya: menggambarkan bentuk seperti biasa kita lihat sehari-hari, dengan permukaan patung yang dihaluskan. "Membuat yang biasa dan halus itu mudah," kata pematung yang tamatan SD ini. Dan melihat sikapnya memang bisa disimpulkan, dia sendiri sebetulnya kurang menaruh respek pada karya yang "halus" itu.

Wayan tertarik mematung oleh pengaruh pamannya, Wayan Landung, yang…

Keywords: BaliCokotPameran PatungSeniman BaliI Wayan PendetWayan Landung
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…