Si Katak Oh Sang Kodok

Edisi: 39/09 / Tanggal : 1979-11-24 / Halaman : 27 / Rubrik : SD / Penulis :

DI Desa Penarungan, Bali, ada 80 orang pemburu kodok. Mereka
menangkap kodok sering sampai jauh ke luar desa. Ini memang
kerja sambilan. Namun karena hasilnya lumayan, banyak juga
penduduk menekuninya sebagai kerja utama. Bayangkan dalam satu
operasi (malam), seorang pemburu bisa menumpuk 4 kilo paha kodok
yang bisa dijual Rp 750 per kilo.

; Memburu kodok tak memerlukan modal. Cukup menyediakan sebuah
lampu petromak, sebuah pisau, tombak khusus kodok dan dungki,
sebuah tempat kodok dari bambu. Modal selebihnya adalah tenaga.

; Antara Pebruari sampai Juli, kodok di Bali mengenal musim
birahi. Pada masa itu para pemburu kodok panen. Binatang itu
banyak dan jinak-jinak. Satu kodok betina yang disebut godogan
biasanya didampingi 5 ekor jantan. Ia ditangkap kalau sedang
berkasih-kasihan. Biasanya dapat langsung dengan tangan. Sebab
kalau ditombak para kekasihnya akan lari.

; Pan Wira (45 tahun) sudah bertahun-tahun jadi pemburu kodok.
"Kalau tidak memburu kodok, di mana cari pembeli beras,"
ujarnya. Ia pernah mangkir sekali. Malam itu ia tidur
malas-malasan di rumahnya. "Tapi tidur saya tidak nyenyak,
lompatan kodok terbayang-bayang di mata saya," ujarnya, Setelah
itu ia tidak mau mangkir-mangkir lagi. Setiap malam ia berburu.
Untuk mengimbangi melek malam itu, setiap kali ia menelan
sebutir telor. Begitu juga paginya.

; Operasi menangkap kodok biasanya berlangsung dengan santai.
Para pemburu melakukannya dengan tenang dengan bekal dua buah
ketupat untuk santap malam. Seringkali paha…

Keywords: -

---

Foto Terkait