Wawancara Dengan Hadisubeno
Edisi: 02/01 / Tanggal : 1971-03-13 / Halaman : 06 / Rubrik : NAS / Penulis :
MEMANG problimnja sekarang dimana-mana mengenai Sekber Golkar. Meskipun pak Harto sudah menginstruksikan supaja djangan ada penekanan-penekanan apalagi antjaman tapi njatanja terdjadi. Terutama didaerah-daerah, petugas-petugasnja over akting. Tjoba, ada orang orang dari staf Kodim ikut-ikut pidato kampanje. Lalu ada pula dari Koramil jang bilang: "Kalau Golkar kalah bandjir darah". Nah, tjara-tjara itu tidak mendidik rakjat kearah konstruktif. Tjoba bagaimana nanti kalau ada pula jang pidato: "Kalau Parmusi kalah masuk hutan?" Lalu kapan habisnja?
Tjalon-tjalon jang ditjoret? O, banjak! Di Wonogiri misalnja dari 44 tjalon PNI, empat puluh ditjoret. Tjalon Katolik disana, habis ditjoret semua. Saja memang ketemu dengan pak Amir Machmud, tapi bukan menemuinja sebagai Menteri Dalam Negeri melainkan sebagai Ketua Lembaga Pemilihan Umum. Soalnja Merdeka menulis Hadisubeno mendongkol, djadi pak Amir ja marah. Padahal jang mendongkol itu bukan saja, pegawai-pegawai itu jang merasa ditekan. Saja djelaskan kepada pak Amir, terus-terang saja tidak ichlas kalau keadaan sekarang akan kembali seperti dibawah Bung Karno. Tapi…
Keywords: Pemilihan Umum, Golkar, Golongan Karya, PNI, Presiden Soeharto, Amirmachmud, Hadisubeno, Bung Karno, Mr. Sumarman, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?