Arifin & Sumurnya

Edisi: 05/01 / Tanggal : 1971-04-03 / Halaman : 23 / Rubrik : TER / Penulis :


INILAH monolog seorang lelaki tua bernama Djumena Mertawangsa.
Akan machluk ini Arifin C. Noer, pengarangnja menerangkan bahwa
ia adalah lelaki jang tidak pernah, bahkan jang tidak akan
pernah, tahu dimana dan kapan ia dilahirkan. Ia tidak tahu itu
bapaknja. Ia murung dan penuh fikiran-fikiran gandjil. Ternjata
pula ia tak punja anak. "Kebelakang hitam, kemuka hitam", begitu
istilah jang keluar dari mulut Djumena sendiri. Ia tak
henti-hentinja menjibak masa silam, tak henti mentjoba menjibak
masa depan, sehingga ia djatuh bangkrut kehilangan masa kininja.
Achirnja setelah berdjam-djam mengenang dan berbitjara serta
berperasangka ia larut dalam detik-detik waktu. "Rupa-rupanja
memang ia anak dari Sang Waktu" tulis pemimpin Teater Ketjil itu
dengan serius.

; Dalam kata-kata biasa ia seorang lelaki malang. Bajangkan: punja
pabrik, duitnja banjak tetapi anaknja tiada. Isteri Euis mungkin
main asmara…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…