Warung Darah

Edisi: 13/01 / Tanggal : 1971-05-29 / Halaman : 39 / Rubrik : ILS / Penulis :

PASAR darah manusia sekarang sudah tidak seramai dulu lagi.
Bukan karena makin sedikitnja permintaan. Kebutuhan akan darah
djustru meningkat, tapi djuga djaman orang jang mentjarinja di
Lembaga Pusat Transfusi Darah (LPTD) bertambah banjak. Dengan
sendirinja berkuranglah djumlah korban jang djatuh ketangan
makelar darah. Hanja mereka jang terlalu panik sadja gampang
tergoda dan terperangkap. Berkat budjuk raju makelar mereka beli
darah seharga Rp 3.000 per botol jang isinja sekitar 250 cc.
Bahkan harga itu bisa melontjat setinggi Rp 10.000 "kalau orang
itu Tjina dan bermobil", kata Dr Irawan, 43 tahun, wakil kepala
LPTD.

; Dalam abad Aquarius ini rupanja tidak ada jang terlalu
luarbiasa, bahkan djual-beli darah manusia djuga tidak. Dan
ternjata tidak hanja di Indonesia. Menurut Dr Irawan beberapa
tahun jang lalu di Djepang djuga ada usaha mengkomersilkan
darah. Tapi prakteknja berbeda dengan tingkah-laku makelar
disini. Untuk menutupi kekurangan darah, satu badan swasta telah
bergerak dibidang djual-beli darah dengan djalan mengumpulkan
para donor dan membajar mereka. Itu lima tahun jang lalu.
Sekarang urusan darah manusia itu ditanggulangi oleh Palang
Merah seperti halnja jang terdjadi di Indonesia sedjak lama.

; Djuru selamat. Memperoleh darah sering tidak begitu mudah,
apalagi kalau persediaan jang ada terbatas. Padahal dibutuhkan
djustru pada saat njawa orang jang ditjintai sedang terantjam
maut. Dalam keadaan terdjepit beginilah muntjul makelar jang
berlagak…

Keywords: -

---

Foto Terkait