Suatu Sore Di Pare-pare

Edisi: 14/01 / Tanggal : 1971-06-05 / Halaman : 14 / Rubrik : DH / Penulis :


DIDJALAN antara Sidenreng dan Pare-Pare sedjumlah pembesar
berkerumun didekat sebuah hutan. Beberapa polisi dan tentara
dengan pakaian seragam mengawal mereka, sementara beberapa
petugas lalulintas berlalu lalang didjalanan aspal jang tertimpa
teriknja matahari. Salah seorang diantara pembesar jang
duduk-duduk dikorsi rotan depan gubuk jang terletak ditepi hutan
itu, mengenakan pakaian kebesaran putih-putih, lengkap dengan
pet jang sama warnanja. Kelihatannja tjukup keren meskipun
terkadang bingung seperti menantu mau kedatangan mertua. Dan
rupanja mereka sedang menantikan seseorang jang kelihatan lebih
tinggi pangkatnja dari mereka. Sebab didepan para pembesar tadi,
nampak 6 perempuan dengan pakaian adat warna-warni. Satu
diantaranja menopang penampan jang berisi seuntai karangan
bunga. Agak djauh dari kerumunan pembesar itu, ratusan Honda
dengan sedjumlah pemuda berkulit tjoklat disadelnja.

; Siputih-putih berkata pada sikerempeng jang menenteng tjorong
halo-halo: "Djadi nanti saja berdiri dimana?" Jang ditanja
menundjukkan tempatnja, sedang jang bertanja menjambung: "Dan
bapak menteri?" Pertanjaan ini diadjukan sampai beberapa kali.
Ia kelihatan gugup hingga sebanjak itu ia bertanja sebanjak kali
itu pula ia menjeka keringatnja. Dan karena gugupnja ia
mondar-mandir didjalanan aspal: detak sepatunja paling keras
bunjinja. Siputih-putih itu belakangan baru diketahui…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
HORMAT BENDERA, DUA KALI SEHARI
1985-02-02

Semua siswa diwajibkan memberi hormat bendera merah putih sebelum dan sesudah pelajaran. selain memasang wayang…

A
ANCAMAN-ANCAMAN DARI PUNCAK
1985-01-26

Tanah di kawasan puncak menjadi labil dan kualitas serta kuantitas air menjadi merosot. presiden meminta…

A
ANTRE BEBAS BH DI JAWA TENGAH
1984-04-21

Beberapa kabupaten dan kotamadya di jawa tengah, di nyatakan bebas buta huruf.