Biro Wara-wiri

Edisi: 15/01 / Tanggal : 1971-06-12 / Halaman : 19 / Rubrik : ILS / Penulis :

RUANG 4x4, dilengkapi telpon satu, medja kursi, berbagai poster,
tumpukan folder, leaflet dan booklet ditambah seorang tuan
berdasi, nona jang lintjah berbahasa Inggeris dan pesuruh.
Keseluruhannja sama dengan travel biro. Hampir dapat ditemukan
ditiap podjok Djakarta. Dan tatkala niat tuan-tuan berdasi itu
untuk berkumpul tertjapai, ditemukan lagi satu hal baru. Apa
gerangan? Bukan apa-apa ketjuali bahwa perusahaan djenis travel
biro jang djumlahnja 300 lebih telah menjatakan diri bergabung
dalam ASITA Association of the Indonesian Tours and Travel
Agency). Lima tahun jang lalu djumlahnja baru puluhan, sekarang
sudah ratusan. Inilah jang menarik. Pertumbuhan jang terlalu
tjepat. Oleh beberapa orang dihubungkan dengan djumlah turis
jang kian meningkat djumlahnja. Tapi ada djuga jang
menghubungkan dengan hal-hal lain.

; Bahwa travel biro tidak ditakuti seperti night-club sudah djelas
njata. Karena itu ia boleh berdiri dimana sadja, dengan
persjaratan jang ringan-ringan sadja. Modal 2 sampai 3 djuta
segera operasi. Memang tentulah tidak sesederhana mendirikan
warung dipersimpangan djalan, tapi djuga tidak mengharuskan
orang memohon kredit dibank. Orang Indonesia jang sedikit saja
dengan kelebihan uang beberapa ribu dollar sudah bisa punja
travel biro. Dengan main telpon-telpon dalam waktu singkat ia
pun bisa mengum-pulkan relasinja terdekat untuk mendjadi
langganan tetap. Apalagi kalau ia bisa menawarkan tiket kapal
terbang dengan kredit satu bulan. Konon hanja dengan memberi
djasa di bidang pengurusan tiket, satu travel biro masih bisa
terus bernafas. Walaupun itu belum berarti bahwa ia tidak akan
gulung tikar dalam tempo satu dua tahun. Mengapa?

; Selubung. "Kalau…

Keywords: -

---

Foto Terkait