Tjerita Tentang "partai Kesebelas"
Edisi: 16/01 / Tanggal : 1971-06-19 / Halaman : 07 / Rubrik : NAS / Penulis :
GOLPUT, jang menurut Majdjen Murtopo seperti kentut, pada
dasarnja memang satu pelepasan. Dimulai setjara tidak serius
oleh sedjumlah pemuda, ia berasal dari isi perut jang sudah lama
diketahui: ketidak inginan memilih tanda gambar apapun dihari
pemungutan suara nanti. Arief Budiman, jang entah mengapa
disebut djurubitjara Golongan Putih ini, mengingatkan
pertemuannja dengan Presiden Suharto waktu ada aksi-aksi anti
korupsi tahun 1970. "Saja tanjakan pada Presiden apakah
dibenarkan kalau ada golongan jang tak mau ikut memilih dalam
Pemilu, dan Pak Harto mengatakan "boleh sadja, asal saudara
bertindak melalui saluran hukum". Disamping itu proklamasi untuk
djadi "penonton jang baik" dalam Pemilu sebenarnja dimulai
sedjak achir Maret dan awal April jang lalu, oleh Ketua
Presidium PMKRI Max Wajong (TEMPO, 10 April 1971).
; Kemudian, setelah diskusi dua tiga kali dengan tokoh2 parpol dan
Golkar, muncullah seperti biasa tulisan disana-sini. Jang
terpenting ialah tulisan Imam Walujo Sumali, bekas Ketua Ikatan
Mahasiswa Kebajoran jang kini bersama anak-anak muda lain
mendjadi agen koran dan madjalah. Dimuat di Harian KAMI, 12 Mei
1971 tulisan itu berdjudul "Partai Kesebelas Untuk Generasi
Muda" Nadanja separuh serius separuh bergurau. Apa isi tulisan
itu? Gagasan mengadakan "partai ke-ll", disamping kesepuluh
tanda-gambar jang resmi. "Partai kesebelas adalah satu partai
politik jang ditudjukan untuk menampung suara dari generasi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?