Strategi Harga Diri
Edisi: 16/01 / Tanggal : 1971-06-19 / Halaman : 28 / Rubrik : DH / Penulis :
RAKJAT di Sumatera Barat jang sudah "muno" (bahasa Minang jang
artinja lesu, lojo) sedjak 1958, sekarang sudah tidak mau lagi.
Gairah hidup dikampung-kampung bangkit kembali rasa takut
berangsur hilang, demikian menurut laporan koresponden di Padang
Chairul Harun. Lebih dari itu, perampokan perkosaan dan
perampasan hak-hak sipil setjara terang-terangan makin
berkurang. Orang tidak ketakutan lagi untuk menjimpan uang, emas
atau benda-benda berharga dirumahnja. Walau pun ketika Presiden
Soeharto berkundjung kedaerah itu (tahun 1968) rakjat jang
menjambut masih kclihatan kurang bersemangat tapi suasana djiwa
mereka dapat dikatakan sudah djauh lebih baik dari waktu-waktu
sebelumnja. Negeri jang seperti baru dikalahkan garuda itu
berusaha mengumpulkan kekuatan kembali. Sementara daerah-daerah
lain mulai membangun ketjil-ketjilan kiranja salah sekali kalau
Sumatera Barat masih terus memperturutkan ketjenderungan untuk
berketjil hati.
; Tidak mempan. Menanggapi situasi jang tidak terlalu
menguntungkan ini. Gubernur Drs Harun Zain pada tahun '67
mentjanangkan strategi pembangunan daerah jang diberi nama
strategi membangkitkan harga diri rakjat. Pada tahun berikutnja
ia merasa perlu memuntjulkan strategi lain dengan sembojan
"menambah ketjakapan usaha rakjat". Ternjata sembojan tckad
sadja tidak tjukup untuk membuat rakjat mendjadi lebih
bergairah, apalagi kalau rakjat itu urang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
HORMAT BENDERA, DUA KALI SEHARI
1985-02-02Semua siswa diwajibkan memberi hormat bendera merah putih sebelum dan sesudah pelajaran. selain memasang wayang…
ANCAMAN-ANCAMAN DARI PUNCAK
1985-01-26Tanah di kawasan puncak menjadi labil dan kualitas serta kuantitas air menjadi merosot. presiden meminta…
ANTRE BEBAS BH DI JAWA TENGAH
1984-04-21Beberapa kabupaten dan kotamadya di jawa tengah, di nyatakan bebas buta huruf.