Ngaben Sebelum Konon

Edisi: 19/01 / Tanggal : 1971-07-10 / Halaman : 31 / Rubrik : AG / Penulis :


SEORANG bangsawan Bali telah meninggal dengan meninggalkan
pesan: "Tanamlah majatku dahulu, djangan dibakar mentah-mentah".
Tetapi apa daja, pesan terachir itu tak bisa dilaksanakam
Kehidupan ekonomi para bangsawan di Bali sama dengan nasib
bangsawan di Jogja dan Solo, djarang diantara mereka jang bisa
mendjawab perubahan djaman. Tantangan biaja jang amat besar
untuk menjelenggarakan upatjara pembakaran majat jang sempurna
sekali, menjebabkan timbul djalan-djalan praktis. Menara
kematian jang mendj ulang tidak lagi mentjemaskan pengurus
kawat-kawat listrik, karena hal itu sudah djarang. Pembakaran
majat mulai menjisihkan hal-hal jang kolosal. Waktupun mendjadi
sangat berharga, karena kesibukan kantor-kantor tidak lagi
terlalu memberi hati. Pun djuga kesibukan mentjari duit dari
warga bandjar sebagai supir dan tukang-tukang, tidak
mengidjinkan lagi keramaian-keramaian jang begit memperkosa
hari-hari tjari nakah mereka. Maka dalam kompromi antara adat
dan kesibukan hidup keras itu, lahirlah upatjara-upatjara
sederhana. Pengusung majat tak lagi mentereng dan pembakaran
majat-majat anjar dengan olie dan ban-ban, tiada menunggu tempo
lapuk dimakan tanah.

; Kaum turis dari manapun mereka datang boleh berkeluh: "Bali
sudah berubah. Bali tidak lagi asli". Tetapi sementara itu kapal
tak henti-hentinja mendarat dipelabuhan anjar "Ngurah Rai". Dan
Bali Beach terus menerus penuh bahkan buru-buru meluaskan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…