Mendidik Anak-anak Tua

Edisi: 29/01 / Tanggal : 1971-09-18 / Halaman : 25 / Rubrik : PDK / Penulis :

DALAM umur jang ke-enampuluh satu, Pak Kasur tiba-tiba terdampar
ke Rumah Sakit Djiwa Grogol. Ini sudah berlangsung sedjak bulan
Djuni tahun jang lalu. Orang boleh merasa heran, sementara Pak
Kasur sendiri tentunja tak pernal bermimpi sebelumnja untuk
berada di sana. Memang ia pernah absen melaku kan perdjuangannja
untuk mcmbuka masa depan anak-anak Indonesia, anak anak ibukota
chususnja. Tetapi untuk kemudian banting stir kedaerah misterius
dalam lindungan pohon-pohon tjemara itu, tentulah ada musababnja
jang tidak ketjil.

; Dokter Eddi Wibowo, Kepala Rumah Sakit Djiwa Grogol menerangkan
kepada reporter Harun Musawa, bahwa Rumah Sakit tersebut bermula
tidak lebih dari sebuah tempat pembuangan atau pengutjilan bagi
penderita rohani. Para penghuninja dikirim dari tempat-tempat
jang djauh, seperti Tapanuli dan Makassar. Djauh dari sanak dan
handai taulan. Tak pernah mendapat kundjungan. Didjaga ketat
oleh pegawai-pegawai jang berotot kawat jang siap sedia
menghadapi segala kemungkinan. Hingga sempurnalah kadar
perpisahan mereka dengan "dunia jang sehat". Namun pada abad
kesembilan belas dinegeri Belanda, begitu Dokter itu meneruskan
tjeritanja, seorang dokter Perantjis jang bernama Pinel meletak
kan suatu fondamen jang baru. Pengutjilan dan pembuangan
ditjoret, disulap mendjadi suasana pengobatan jang di namakan:
Therapy commulity Terapi baru ini mcnambahkan faktor-faktor
sosial dan rekreasi sehingga lahirlah terapi rekreasl dan terapi
kerdja. Rasionja: penderitaan rohani pasien sangat
diperhitungkan, lantaran pasien bukanlah menderita djasmaniah
jang harus selamanja istirahat tanpa gerak dan kerdja. Kepada
penderita djadinja dapat diberi kan kegiatan djasmani dalam
bentuk pekerdjaan tangan dan rekreasi. Terapi sosial ini
diharapkan menolong para penderita dalam rangka pulangnja mereka
kekanbah masjarakat. Nah, alasan inilah jang…

Keywords: -

---

Foto Terkait