Memuja Kresna Sebagai Tuhan

Edisi: 52/22 / Tanggal : 1993-02-27 / Halaman : 78 / Rubrik : AG / Penulis : JK


KEJADIAN itu datangnya tiba-tiba dan di luar acara. Ratusan orang Bali tetapi mengenakan pakaian khas India muncul di tengah-tengah upacara pembukaan Festival Kalinga Bali Yatra 1993. Mereka meletakkan tiga arca dari kayu, yang mereka namakan arca Jaganath (atau Kresna), Baladewa, dan Subadra, lalu mereka sembahyang di depan arca itu. Kidung suci yang mereka nyanyikan juga asing buat telinga orang Bali. Begitu pula persembahannya: dupa, sapu tangan, bunga, kipas cemara, dan kipas burung merak. Tak ada daging binatang dalam sesajen persembahan itu.

Festival Kalinga yang dilangsungkan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar akhir Januari lalu itu sebenarnya adalah pergelaran seni tari dari India dan Bali. Karena itu, upacara persembahyangan unik tadi langsung membuat orang tercengang. Lebih-lebih, pengikut persembahyangan itu menyebut dirinya penganut Hindu sekte Waisnawa Dharma (WD).

Ketua STSI Denpasar yang juga ketua panitia festival, Dr. Made Bandem, mengaku kecolongan. "Sebelumnya, antara panitia di Bali dan India tak ada koordinasi soal itu," katanya. Belakangan, dari kelompok WD itu keluar pernyataan bahwa kehadiran mereka "tidak liar" sebagaimana yang dituduhkan banyak pihak. "Kami mendapat surat undangan dari pihak India," kata Ketut…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…